Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Beberapa dari kita mungkin pernah berjumpa dengan orang-orang tertentu yang menamakan diri mereka Kristen -mereka membaca Alkitab serta berdoa- tetapi mereka tidak pernah datang ke gereja dan beribadah bersama-sama dengan orang-orang Kristen yang lain. Bagi mereka, gereja tidak harus dibatasi oleh bangunan dan di manapun mereka berada, mereka adalah gereja. Saya pernah menjumpai beberapa orang dengan pemikiran yang semacam itu.

Ada banyak penyebab mereka tidak mau pergi, beribadah dan berkomitmen terhadap suatu gereja lokal. Salah satu sebabnya adalah konsep teologis yang keliru. Mereka menekankan gereja yang universal, yaitu gereja yang tidak terlihat -dimana Kristus sebagai Kepala dan Gembala Agung- tetapi lupa betapa pentingnya keanggotaan di dalam sebuah gereja lokal. Karena itu, hari ini kita akan membahas pertanyaan: Apakah keanggotaan dalam gereja lokal itu penting?

Jika kita melihat Alkitab Perjanjian Baru yaitu ketika gereja mula-mula ada dan bertumbuh, maka kita akan menemukan bahwa mereka suka berkumpul bersama-sama. Di dalam Kisah Para Rasul 2 dan 4 menunjukkkan adanya kesatuan di dalam jemaat mula-mula. Mereka bukan hanya bersatu di dalam hal-hal rohani oleh Yesus sebagai Kepala dan Gembala Agung, tetapi mereka juga disatukan secara praktis. Jadi mereka bukan hanya memiliki kesatuan secara rohani, tetapi juga memiliki kesatuan secara jasmani yang kasat mata.

Di dalam Kisah Para Rasul 2 dan 4 dikatakan bahwa mereka suka berkumpul bersama dan bersekutu untuk mendengarkan pengajaran para rasul, memecahkan roti bersama dan memuji Tuhan bersama-sama. Mereka saling mengasihi dan menolong antara satu dengan yang lain. Gereja mula-mula tidak mengabaikan betapa pentingnya keanggotaan dalam sebuah gereja lokal atau persekutuan yang konkrit bersama dengan orang-orang percaya yang lain di dalam sebuah gereja lokal.

Saya akan memberikan lima alasan mengapa keanggotaan di dalam gereja lokal sangatlah penting. Tetapi dalam sesi ini kita akan mempelajari dua alasan terlebih dahulu.

Pertama, persekutuan di dalam gereja lokal menyediakan ibadah bersama yang diwarnai dengan kasih, perhatian dan nasihat untuk pertumbuhan rohani semua jemaat. Di dalam Ibrani 10:24-25 penulis surat Ibrani menyinggung tentang “orang-orang yang sudah mulai meninggalkan persekutuan bersama” . Ia mengatakan bahwa seharusnya orang-orang Kristen lebih sering untuk berkumpul bersama-sama dan janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah bersama (ayat 25). Di ayat sebelumnya (ayat 24) ia mengatakan bahwa kita seharusnya saling memerhatikan dan saling menasihati satu dengan yang lain. Dengan kata lain, persekutuan bersama itu dikaitkan dengan saling memerhatikan dan saling menasihati. Jadi persekutuan bersama atau keanggotaan di dalam sebuah gereja lokal itu penting, untuk menyediakan ibadah bersama yang diwarnai dengan kasih, perhatian dan nasihat.

Kedua, persekutuan dalam gereja lokal memungkinkan orang-orang percaya untuk saling melayani satu dengan yang lain. Di dalam 1 Korintus 12:12-31 Paulus membicarakan tentang kesatuan gereja secara rohani, teologis maupun praktis. Misalnya Paulus berbicara tentang karunia-karunia rohani yang harus digunakan untuk melayani satu dengan yang lain. Allah sudah memberikan kita karunia rohani dan itu dimaksudkan untuk kepentingan bersama, yaitu untuk pembangunan tubuh Kristus. Ketika kita meyakini bahwa kita adalah orang-orang yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, maka kita percaya bahwa kita juga diberikan karunia/talenta oleh Roh Kudus untuk kita pakai melayani Tuhan dan sesama. Konteks yang paling jelas dalam perikop ini, sekalipun bukan konteks satu-satunya, yaitu di dalam konteks bergereja atau berjemaat secara lokal, dimana kita bisa saling menggunakan karunia kita untuk melayani orang lain.

Di dalam persekutuan di sebuah gereja lokallah kita bisa mengoptimalkan karunia-karunia kita dan demikian juga sebaliknya, orang lain dapat melayani kita dengan karunia-karunia mereka sehingga terjadi saling melayani satu dengan yang lain.

Tuhan Yesus memberkati! Amin!