Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini dan beberapa hari ke depan kita akan membahas tentang kehidupan setelah kematian dan akhir zaman. Ini merupakan sebuah topik yang menarik bagi banyak orang hari ini. Mari kita memulai dengan sebuah pertanyaan yaitu: Apa yang terjadi setelah kematian? Orang atheis akan menjawab, “setelah kematian tidak ada apa-apa, manusia benar-benar hilang” karena mereka memahami segala sesuatu hanya terdiri dari materi”. Tapi bagaimana pandangan Alkitab tentang kehidupan setelah kematian? Apa yang terjadi setelah kematian? Alkitab memberitahu kita dengan jelas bahwa pada saat kematian, manusia kembali kepada tanah dan jiwa atau roh kembali kepada Allah sendiri. Kejadian 3:19 mencatat, sebagai bentuk hukuman atas dosa manusia, Allah berkata kepada Adam, “ . . . sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Itulah sebabnya Rasul Paulus di dalam Kisah Rasul 13:36 mengatakan bahwa Daud yang luar biasa saleh pun pada akhirnya akan mati, dikuburkan dan tubuhnya binasa.
Tubuh kita terbuat dari tanah dan suatu saat akan kembali ke tanah: dari debu kembali kepada debu. Tubuh kita memang hancur, tetapi jiwa atau roh kembali kepada Penciptanya. Di dalam Pengkhotbah 12:7 dikatakan bahwa “debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.” Jadi tubuh kita hancur dan binasa entah dikremasi ataupun dimakamkan, tetapi jiwa atau roh kita kembali kepada Allah. Namun, bagaimanakah pengertian “kembali kepada Allah” itu? Jika seseorang beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka jiwa atau roh nya langsung berada di surga, diam bersama dengan Kristus dan juga disempurnakan.
Ketika orang yang percaya kepada Yesus meninggal dunia maka pada saat itu juga dia ada bersama dengan Kristus di surga. Di dalam Lukas 23:43, ketika Tuhan Yesus berkata kepada salah satu penyamun di sisi-Nya, Dia mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Banyak orang menafsirkan “Firdaus” sebagai “tempat perhentian” atau “tempat tunggu” sebelum orang masuk ke surga. Tetapi ini adalah pandangan yang keliru yang tidak didukung oleh studi Alkitab yang mendalam maupun oleh sejarah. Kalau kita melihat kata “Firdaus”, kata ini sebetulnya sudah muncul juga di dalam 2Korintus 12:4 pada waktu Paulus menceritakan tentang pengalamannya dibawa sampai “ke tingkat yang ketiga dari surga”. Paulus menyebut tempat itu “Firdaus”. Jadi “Firdaus” artinya adalah surga. Ketika Tuhan Yesus berkata kepada salah satu penyamun “hari ini juga engkau bersama dengan Aku di Firdaus”, sama saja artinya dengan “hari ini engkau akan bersama dengan aku di surga”.
Pada waktu Paulus menunggu keputusan pengadilan, apakah dia akan dihukum mati atau dibebaskan, dia menggambarkan hukuman mati itu sebagai “diam bersama dengan Kristus” (Filipi 1:23). Paulus mengatakan bahwa kematian itu adalah diam bersama dengan Kristus. Ketika orang-orang yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat meninggal, maka orang-orang itu langsung berada di surga bersama dengan Kristus dan rohnya disempurnakan. Di dalam Ibrani 12:23 dikatakan di sana bahwa “roh-roh orang benar yang sudah disempurnakan”. Jadi pada saat orang-orang percaya mati, jiwa atau rohnya langsung ke surga, langsung bersama dengan Kristus dan langsung disempurnakan. Sebaliknya, orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka orang itu langsung berada di neraka.
Kita ingat sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan di dalam Lukas 16 tentang Lazarus dan orang kaya. Yesus menggambarkan kondisi setelah dua-duanya mati: Lazarus ada di pangkuan Abraham, sedangkan orang kaya itu ada dan tersiksa di dalam neraka. Memang ini hanyalah sebuah perumpamaan. Kita tidak bisa menarik point analogi secara detil dari sebuah perumpamaan, tetapi bukan berarti kita tidak bisa belajar apa-apa dari sebuah perumpamaan. Hal itu bukan berarti perumpamaan tidak mengandung ajaran doktrinal sama sekali. Di dalam perumpamaan itu kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketika seseorang meninggal maka dia langsung berada di surga atau langsung berada di neraka. Walaupun penggambaran surga dan neraka hanya hanya bersifat perumpamaan, tetapi fakta bahwa ada surga dan neraka, dan bahwa setelah kematian, yang satu di surga yang satu di neraka, tampaknya sangat didukung oleh perumpamaan itu.
Juga jika kita membaca Yudas 1:6-7 di sana Yudas menyinggung tentang “para malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, yang dihukum oleh Tuhan”. Lalu Yudas juga membahas tentang orang-orang Sodom dan Gomora, yang melakukan kesalahan yang sama, yang dilakukan oleh para malaikat itu dan mereka telah dihukum di dalam siksaan kekal. Hal itu berarti bahwa mereka telah ada di dalam neraka. Jadi sekali lagi, pada waktu seseorang mati, maka tubuhnya akan binasa dan rohnya kembali kepada Allah. Dalam arti, jika dia seorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dia langsung berada di surga bersama dengan Kristus dan rohnya disempurnakan. Tapi kalau dia tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka dia langsung berada di neraka dan menjalani siksaan kekal. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.
Related posts