Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Sebutan “hukum Taurat” pasti tidak asing di telinga kita, tetapi apakah arti dari istilah ini? Istilah ini memiliki beragam arti di dalam Alkitab. “Hukum Taurat” bisa merujuk kepada kitab Kejadian sampai Ulangan yang ditulis oleh Musa. Istilah ini juga bisa merujuk pada Sepuluh Perintah Allah yang secara khusus diberikan Tuhan melalui Musa kepada bangsa Israel. Namun istilah ini juga bisa merujuk pada seluruh Perjanjian Lama. Istilah “hukum Taurat” juga bisa dipakai dalam arti sistem keagamaan yang lama, yang merujuk pada keagamaan orang-orang Farisi. Penggunaan yang berbeda menghasilkan sikap yang berbeda dalam Alkitab.
Hari ini kita akan belajar tentang hukum taurat dalam arti Sepuluh Perintah Allah atau Dasa Titah. Pertanyaannya: Apakah rangkuman dan inti dari Sepuluh Perintah Allah? Kita bisa mengetahui rangkuman dari Sepuluh Perintah ini di dalam Perjanjian Lama yaitu Keluaran 20 dan Ulangan 5. Keluaran 20:1-17 memberitahukan kita untuk pertama kali tentang Sepuluh Perintah Allah dan Ulangan 5 mengulang Sepuluh Perintah itu sekali lagi. Tentu saja pada waktu diulang ada perbedaan sedikit di sana-sini, tetapi secara umum Sepuluh Perintah Allah dapat dirangkum sebagai berikut:
Perintah pertama adalah larangan untuk memiliki Allah lain selain TUHAN (YHWH). Perintah yang kedua adalah larangan untuk membentuk patung atau gambar yang digunakan untuk penyembahan dalam ibadah. “Jangan ada padamu Allah lain dihadapan-Ku, jangan membuat patung atau gambar apapun untuk disembah, dan jangan menyebut nama Tuhan dengan sia-sia. Perintah keempat: Hormatilah dan kuduskanlah hari sabat. Perintah kelima: “Hormatilah ayahmu dan ibumu.” Perintah keenam: “Jangan membunuh”. Perintah ketujuh: “Jangan berzinah.” Perintah kedelapan: “Jangan mencuri.” Perintah kesembilan: “Jangan bersaksi dusta.” Perintah kesepuluh: “Jangan mengingini barang milik sesamamu”. Itu adalah rangkuman Sepuluh Perintah Allah. Apa yang menjadi inti dari semua perintah itu?
Tuhan Yesus pernah ditanya oleh perwakilan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yaitu seorang ahli hukum. Ahli Taurat itu menanyakan satu pertanyaan yang luar biasa, “Perintah manakah yang terbesar di dalam Taurat atau dalam seluruh perintah Allah?” (Matius 22:36-40). Pertanyaan ini bersifat menjebak, karena apapun jawaban Tuhan Yesus pasti tidak akan bisa memuaskan semua pendengar-Nya. Pada waktu itu, orang memahami semua perintah Allah secara berbeda. Mereka menghitung dan menyimpulkan bahwa perintah Allah itu berjumlah 613. Konon (menurut tradisi) perhitungan ini didasarkan pada jumlah huruf Ibrani yang dipakai dalam Keluaran 20 yang jika dihitung semuanya berjumlah 613. Itu sebabnya mereka mengasumsikan bahwa seluruh perintah dan larangan di Alkitab berjumlah 613. Lalu mereka membedah lagi, ada hukum yang berbau larangan (yang tidak boleh dilakukan), ada juga hukum yang berbau perintah (yang harus dilakukan) dan itu didasarkan menurut tradisi. Kita tidak tahu seberapa tepat tradisi ini, yang didasarkan pada jumlah hari di dalam satu tahun dan jumlah anggota tubuh manusia, yang totalnya berjumlah 613.
Ahli Taurat itu bertanya kepada Tuhan Yesus: “Di antara semuanya itu mana yang terbesar?” Jika Yesus menjawabnya “Semuanya sama”, maka Tuhan Yesus akan ditentang orang-orang Yahudi yang punya pandangan perintah Allah itu memiliki bobot yang berbeda. Jika Tuhan Yesus mengatakan bahwa ada perintah tertentu yang terbesar, maka Ia juga akan ditentang oleh orang-orang Yahudi yang percaya semua perintah Allah sama penting nya. Kalau pun Tuhan Yesus menyebut satu perintah sebagai perintah yang terbesar, belum tentu orang Yahudi juga setuju dengan urutannya.
Lalu Tuhan Yesus menjawab dengan sesuatu yang menarik, yaitu Dia menerangkan apa yang paling penting di dalam seluruh perintah itu, yaitu bukan perintah mana yang terpenting, tetapi apa yang paling penting di dalam seluruh perintah itu, yaitu kasih, yang merupakan esensi, inti dan motivasi dari hukum taurat. Ketika orang menaati hukum Taurat seharusnya tidak perlu mempertanyakan perintah mana yang terbesar atau kurang penting. Itu memang kadangkala diperlukan tetapi yang lebih diperlukan adalah inti dari semua perintah itu, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.
Kita menaati perintah pertama sampai yang keempat karena kita mengasihi Allah. Kita menaati perintah kelima sampai yang kesepuluh juga karena kita mengasihi Allah. Motivasi dalam melakukan sesuatu seringkali menjadi sesuatu yang sangat penting. Inti dari segala sesuatu itulah yang perlu kita ketahui. Inti dari hukum Taurat adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Tuhan memberkati.
Related posts