Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Kita sudah tahu isi dari perintah yang ketiga, yaitu larangan kepada kita untuk menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Kita juga sudah belajar tentang beberapa wujud pelanggaran terhadap perintah itu. Di dalam Keluaran 20:7 dikatakan demikian: “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” Hari ini kita akan belajar tentang dasar atau alasan perintah itu: “Sebab Tuhan akan memandang bersalah”. Tuhan memandang serius ketika nama-Nya dinajiskan/diremehkan. Alkitab berkali-kali memberitahu bahwa Tuhan tidak bisa menerima hal itu. Meremehkan nama Tuhan berarti meremehkan Tuhan sendiri karena nama itu berbicara tentang pribadi. Ada banyak ayat di dalam Alkitab yang memberitahukan kecaman dan peringatan Allah kepada orang-orang yang menajiskan namanya. Mari kita melihat dua di antaranya.

Di dalam Ulangan 28:58-59 dikatakan: “Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu, maka TUHAN akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib kepadamu, dan kepada keturunanmu, yakni pukulan-pukulan yang keras lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama.” Ini kecaman dan peringatan yang benar-benar serius. Di dalam Yehezkiel 20:9 Tuhan berkata demikian, “Tetapi Aku bertindak oleh karena nama-Ku, supaya itu jangan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa, di mana mereka berada. Di hadapan bangsa-bangsa itu Aku menyatakan diri kepada mereka dalam hal Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir.” Ketika nama Tuhan dipermalukan, tidak lagi dihormati dan tidak lagi ditakuti, maka Tuhan akan mengambil tindakan. Dia akan membuat nama-Nya menjadi masyhur dan seringkali itu berarti Tuhan merendahkan orang-orang yang telah melanggar kekudusan nama-Nya itu. Jadi bukan hanya perintah dan larangan, Tuhan juga memberikan alasan, kecaman dan peringatan bagi siapa yang melanggar kekudusan nama-Nya.

Di dalam Alkitab ada beberapa contoh orang yang melanggar nama Tuhan, lalu Tuhan menghukum mereka. Salah satu contoh adalah keluarga Imam Eli (1 Samuel 2-3). Imam Eli memiliki dua anak, Hofni dan Pinehas. yang tidak menghormati dan tidak mengindahkan Tuhan. Ketika mereka menjadi imam, mereka menyalahgunakan jabatan itu untuk mendapatkan keuntungan mereka sendiri. Ketika orang Israel datang mempersembahkan daging persembahan, para imam seharusnya menunggu; setelah daging itu dikorbankan kepada Tuhan, barulah para imam mengambil bagiannya. Tapi Hofni dan Pinehas tidak peduli. Mereka menyuruh bujang-bujang mereka untuk mengambil bagian daging terbaik lebih dahulu untuk mereka, baru sisanya dipersembahkan kepada Tuhan. Hal yang lebih parah adalah mereka bersetubuh dengan para perempuan yang ada di kemah pertemuan. Para perempuan yang memberikan dirinya kepada Tuhan, dipaksa dengan otoritas dan jabatan imam untuk melayani nafsu mereka yang bejat. Menyikapi hal-hal tersebut imam Eli hanya memberitahu dan menasihati mereka. Dia tidak mendisiplin anak-anaknya. Akibatnya Tuhan berkata kepada Imam Eli, “Mengapa engkau lebih menghormati anak-anakmu daripada menghormati Aku?”

Ketika kekudusan Tuhan dilanggar dan Imam Eli tidak peduli serta tidak bertindak dengan tegas, maka Tuhan sendiri yang bertindak dengan tegas. Kita tahu apa yang terjadi di dalam kisah itu. Pada waktu bangsa Israel berperang melawan orang-orang Filistin, mereka membawa tabut perjanjian ke tengah pertempuran. Mereka berpikir bahwa kalau ada tabut perjanjian berarti ada Tuhan dan dengan adanya Tuhan berarti ada kemenangan. Tetapi mereka keliru karena Tuhan tidak ada bersama mereka. Tabut Perjanjian hanyalah sebuah simbol dari Tuhan yang selama ini tidak mereka hargai. Mereka kalah. Tabut perjanjian dirampas oleh bangsa Filistin. Hofni dan Pinehas mati dalam peperangan itu. Setelah mereka mati, orang memberitahukan kepada Imam Eli, apa yang terjadi.Ketika Imam Eli mendengar bahwa tabut perjanjian dirampas dan kedua anaknya meninggal dunia, jatuhlah dia dan meninggal dunia.

Betapa mengerikan hukuman yang menimpa keluarga ini. Mungkin saudara bertanya, mengapa keluarga ini sampai dihukum Tuhan begitu berat. Jawabannya ada di dalam 1 Samuel 3:13 “Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!” Menghujat Allah, tidak menghormati nama Tuhan dan melanggar kekudusan Tuhan adalah dosa. Orang tua yang berkompromi dan membiarkan hal itu terjadi harus siap menerima hukuman. Jadi kita bisa melihat betapa seriusnya larangan ini. Allah memberikan larangan-Nya, Dia memberikan alasannya dan Dia juga memberikan peringatan bagi siapa saja yang melanggar perintah ini. Tuhan memberkati kita.