Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Dalam edisi yang lalu kita sudah melihat lima wujud pelanggaran terhadap perintah yang ketujuh “Jangan berzinah”. Hari ini kita akan menambahkan empat wujud pelanggaran lainnya. Mungkin beberapa wujud pelanggaran ini sangat mengagetkan bagi kita, tetapi ini merupakan hal lazim di dalam budaya yang lain dan Alkitab mengantisipasi hal itu. Apa saja wujud tambahan dari pelanggaran terhadap perintah yang ketujuh?

Keenam, memaksa orang lain melakukan hubungan seksual. Di dalam Ulangan 22:25-30, Alkitab mencatat tentang sebuah skenario atau sebuah keadaan yang mungkin saja bisa terjadi, yaitu ada dua orang yang berlainan jenis kelaminnya berada di padang -di tempat yang sepi- lalu laki-laki memaksa perempuan untuk melakukan hubungan seksual dengan dia, maka hukuman bagi orang ini adalah kematian. Itu dikategorikan sebagai pemerkosaan. Itu merupakan hukuman yang sangat berat di masa itu. Alkitab tidak pernah memandang remeh pemerkosaan. Paksaan untuk melakukan hubungan secara seksual mungkin tidak harus berbentuk pemerkosaan tetapi tekanan dalam bentuk yang berbeda, misalnya dari otoritas pimpinan kepada bawahan, atau tawaran hal-hal menggiurkan yang menina-bobokan/menipu orang sehingga orang lain di dalam kenaifannya mau melakukan hubungan seksual. Itu juga dikategorikan sebagai pemaksaan walaupun tidak ada unsur pemaksaan secara fisik. Segala sesuatu yang dilakukan dengan dasar pemaksaan maka itu adalah sesuatu yang keliru.

Ketujuh, melakukan hubungan seksual dengan kerabat atau dengan keluarga sendiri (incest). Hal ini juga merupakan dosa yang sangat keji di mata Tuhan. Ada banyak ayat yang mencatat tentang hal ini, misalnya Imamat 18:6-19, 20:11-12, 17-21 dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang membicarakan tentang incest. Ini merupakan sebuah perintah yang penting bagi banyak orang supaya belajar untuk mengontrol diri dan menguasai keinginannya. Ketika kita tinggal bersama di satu tempat, bersentuhan dan melihat terus menerus, maka kadangkala dorongan seksual tidak terhindarkan dan bisa muncul pada waktu itu. Tuhan melalui perintah ini ingin kita mengekang hawa nafsu tersebut dan tidak melakukan hubungan seksual dengan anggota keluarga. Anggota keluarga di sini bukan cuma keluarga inti seperti orang tua atau saudara, tetapi juga keluarga besar. Dalam budaya pada waktu itu, yang disebut “keluarga” atau “household” mencakup ayah, ibu, kakek, nenek, keponakan, sepupu; mereka seringkali juga tinggal bersama-sama di dalam lokasi yang sama, karena itu perlu pengendalian diri yang ekstra. Perintah ini mengekang hawa nafsu semacam itu.

Kedelapan, melakukan hubungan dengan sesama jenis (homoseksualitas). Imamat 20:13, Roma 1:26-27, dan masih ada beberapa ayat yang lain di dalam Alkitab melarang hal itu. Dewasa ini ada upaya menafsirkan ulang ayat-ayat itu oleh golongan revisionist yang mencoba untuk memahami ayat-ayat tersebut secara berbeda dan memberikan penafsiran yang berbeda pula untuk mengatakan bahwa ayat-ayat itu sebetulnya tidak melarang homoseksualitas. Kalaupun pada akhirnya ditemukan ayat yang melarang homoseksualitas, mereka beranggapan bahwa hal yang dilarang oleh Alkitab bukanlah homoseksulitas seperti sekarang. Homoseksualitas merupakan pelanggaran terhadap hukum yang ketujuh karena dari awal Allah sudah mengatur bahwa perkawinan terjadi antara. satu laki-laki dan satu perempuan. Homoseksualitas merupakan sesuatu yang keliru oleh karena di dalam kisah penciptaan Allah menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan, keduanya menjadi satu tubuh. Kisah penciptaan merupakan rujukan kita untuk melihat pernikahan yang ideal.

Kesembilan, melakukan hubungan seksual dengan binatang. Di dalam Imamat 20:15-16, Alkitab mencatat tentang dosa ini, yang sekarang kita sebut dengan istilah zoophilia atau bestiality. Hal-hal semacam itu telah terjadi di beberapa budaya dan situasi. Bahkan jika kita melihat di internet, ada beberapa orang yang mencoba untuk mendukung gerakan bestialitas dan menganggap bahwa itu merupakan hak masing-masing orang. Tetapi Alkitab dengan jelas memberikan batasan bahwa hal ini merupakan bentuk hubungan seksual yang sangat keji dan sangat menjijikkan di hadapan Tuhan. Tuhan melarang setiap orang melakukan hal tersebut. Semua ini adalah wujud pelanggaran terhadap perintah “Jangan berzinah!” Mari kita berhati-hati karena ada begitu banyak bahaya di sekitar kita. Mari kita menjaga hati kita yang sudah disucikan oleh Yesus Kristus. Mari kita jaga supaya hati kita tidak mengingini hal-hal yang keliru dan bisa mengendalikan hawa nafsu kita. Kiranya Tuhan memberkati kita.