Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Apakah kita pernah melihat orang-orang non-Kristen di sekitar kita, yang hidupnya tampak jauh lebih baik daripada rata-rata orang Kristen? Pertanyaan selanjutnya bisa membuat kita bingung: Orang yang tampaknya begitu baik dan jauh lebih baik daripada rata-rata orang Kristen, apakah mereka harus masuk ke dalam neraka dan dihukum oleh Allah, hanya karena mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Bagaimana pula dengan orang-orang Kristen yang kesalehannya mungkin nampak dari luar kalah dibandingkan dengan mereka? Tentu saja ini hanyalah gambaran umum yang kita temui. Di dalam sejarah juga ada begitu banyak orang-orang Kristen yang kesalehannya di atas rata-rata dan sangat dikagumi oleh banyak orang. Tetapi secara umum kita bisa mengatakan dan mengakui bahwa ada orang-orang non-Kristen yang terlihat lebih baik daripada rata-rata orang Kristen. Hari ini kita akan menanyakan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut: Apakah ada orang yang diselamatkan karena berbuat baik?

Tampaknya tidak adil kalau misalnya ada orang yang berbuat baik, lalu tidak diselamatkan; dan ada orang yang kelihatannya begitu santai di dalam perbuatan baik, ternyata diselamatkan, hanya karena percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin hal itu sekilas tampak tidak adil, tetapi ijinkan saya menerangkan dari firman Tuhan, perbuatan baik seperti apa yang dituntut oleh Allah. Alkitab tidak menyangkali bahwa kalau ada orang yang bisa berbuat baik, maka orang itu akan diselamatkan. Dalam Roma 2:6-11 dituliskan demikian: “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.”

Ayat tersebut di atas dengan jelas memberitahu kita, kalau ada orang yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan dan kehormatan, maka orang itu bisa diselamatkan. Di ayat ke-13 dari pasal yang sama, Rasul Paulus mengatakan, “Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.” Jadi kalau ada orang yang melakukan hukum Taurat atau dengan tekun berbuat baik, orang itu bisa diselamatkan. Dari sini kita bisa melihat keadilan Allah. Dia memperlakukan prinsip yang sama untuk semua orang: Barangsiapa yang mampu berbuat baik dengan tekun, dan mampu melakukan hukum Taurat, maka ia akan diselamatkan.

Tetapi persoalannya: Apakah ada orang yang mampu melakukannya? Di dalam Galatia 3:10 dituliskan: Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Jadi tuntutan hukum Taurat sudah jelas, yaitu menuntut kesetiaan dalam melakukan dan menuntut keseluruhan dalam melakukannya. Apakah ada manusia yang bisa melakukannya? Dalam Yakobus 2:10 dituliskan: “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Jadi walaupun kita melakukan 99% dari perintah Allah, tapi ada 0,1% yang kita lewatkan, maka kita bersalah terhadap seluruhnya. Tuntutan Allah sudah jelas, lakukan dengan setia terus menerus tanpa pernah gagal, dan lakukan seluruh tuntutan itu. Apakah ada orang yang bisa?

Jelas tidak ada seorang pun yang bisa, sehingga tidak berlebihan apabila saya akan membacakan sebuah ayat di dalam Alkitab sebagai kesimpulan, yaitu di dalam Yesaya 64:6 “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” Perhatikan: segala kesalehan, bukan segala kesalahan. Mungkin lebih mudah kita pahami jika dituliskan segala kesalahan kita seperti kain kotor. Tetapi di mata Allah yang kudus, kesalehan manusia tampak seperti kain yang kotor. Betapa pun salehnya seseorang, dan betapa pun ia sungguh-sungguh mau melakukan kebaikan, tetapi tetap di mata Allah, orang itu tidak bisa memenuhi tuntutan Allah.

Karena manusia tak bisa memenuhi tuntutan Allah, maka kita bisa mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang bisa diselamatkan karena berbuat baik. Tetapi kita bersyukur, kita diselamatkan bukan karena berbuat baik, kita diselamatkan karena iman di dalam Kristus Yesus, yang kebenaran-Nya menjadi kebenaran kita. Tuhan memberkati. Amin.