Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita akan belajar sebuah pertanyaan: Bagaimana orang berdosa bisa diselamatkan di dalam Kristus Yesus? Dalam sesi-sesi yang lalu kita sudah melihat bahwa orang berdosa memiliki harapan, karena Allah yang melakukan sesuatu. Jika berdasarkan usaha manusia, maka tidak ada harapan. Tetapi Allah melakukan sesuatu, yaitu Allah memilih umat pilihan-Nya sejak kekekalan; berdasarkan kasih-Nya, kedaulatan-Nya, hikmat-Nya; dan Dia menggunakan sarana penebusan Kristus dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita, untuk memastikan bahwa keselamatan kita adalah keselamatan yang tidak mungkin gagal; dan keselamatan itu berujung pada kemuliaan bagi nama-Nya.
Tetapi bagaimana kita bisa mendapat manfaat dari semuanya itu? Bagaimana kita bisa mendapatkan keselamatan secara nyata dalam hidup kita? Roma 10:9 berkata: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Dari sini kita bisa melihat bahwa manusia diselamatkan di dalam Kristus Yesus berdasarkan iman. Tetapi iman yang seperti apa? Bagaimana seharusnya kita memahami iman yang menyelamatkan itu? Roma 10:9 menunjukkan bahwa iman itu berkaitan dengan ketulusan hati kita, itu sebabnya dikatakan “percaya di dalam hati”. Namun di saat yang sama, ayat ini juga menunjukkan bahwa iman itu berkaitan dengan kesaksian iman kita, “mengaku dengan mulut”. Dengan kata lain, ketika kita beriman, kita sedang membicarakan tentang dua area dalam hidup kita.
Area yang pertama adalah area yang ada di dalam, yang berbicara tentang ketulusan hati kita. Tidak ada orang yang bisa tahu ketulusan hati seseorang. Mungkin ada orang yang begitu bersemangat belajar Alkitab, namun belum tentu imannya sungguh-sungguh; walaupun orang yang imannya sungguh-sungguh pasti bersemangat belajar Alkitab.
Ada orang yang kelihatannya sangat berhasrat dengan hal-hal rohani, tetapi belum tentu iman di dalam hatinya sungguh-sungguh. Bahkan orang yang sudah menyelesaikan katekisasi pun belum tentu imannya sungguh-sungguh. Manusia tidak ada yang tahu. Hanya Allah yang bisa melihat ketulusan hati orang. Jadi, kalau dikatakan orang berdosa diselamatkan melalui iman di dalam Kristus Yesus, maka pertama-tama yang berhak menentukan itu adalah Allah sendiri.
Area yang kedua adalah area yang ada di luar, yang berbicara tentang kesaksian iman kita. Walaupun iman itu berada di dalam hati kita, tetapi juga dikatakan “mengaku dengan mulut”, berarti orang lain bisa mendengar dan melihatnya. Iman yang sejati bukanlah iman yang tersembunyi dan tidak diketahui. Iman yang sejati, walaupun manusia tidak bisa memastikannya, tetapi manusia seharusnya bisa melihatnya.
Melihat adalah cara untuk memastikan apakah seseorang benar-benar sudah beriman secara sungguh-sungguh. Jika kita membaca di dalam Yakobus 2:14-17 dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Hal ini bukan berarti bahwa kita memerlukan perbuatan supaya kita hidup. Bukan berarti kita memerlukan perbuatan supaya iman kita menjadi sempurna. Tidak! Tetapi iman yang sejati pasti mewujud dalam buah-buah pertobatan. Para penulis Alkitab berkali-kali menunjukkan bahwa orang diselamatkan bukan hanya karena beriman di dalam hatinya, tetapi juga dari luar bisa terlihat pertobatannya yang jelas.
Jika seseorang menunjukkan iman hanya dengan mengaku saja, maka belum tentu orang itu bertobat dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang menyukai hal-hal yang rohani, juga belum tentu bertobat dengan sungguh-sungguh. Ketika Yohanes Pembaptis sedang membaptis orang banyak, maka orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat datang kepadanya untuk dibaptiskan. Tetapi Yohanes tidak mau membaptiskan mereka. Bahkan Yohanes memberikan kecaman kepada mereka., karena Yohanes tahu bahwa mereka tidak sungguh-sungguh mau bertobat. Tidak sungguh-sungguh menyesali dosanya.
Orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh, pasti akan menunjukkan imannya melalui perbuatan-perbuatannya. Walaupun kita diselamatkan bukan karena perbuatan, tetapi iman yang sejati pasti akan terwujud di dalam kehidupan yang nyata. Iman itu adalah kesadaran bahwa kita tidak mampu dan tidak layak. Iman yang sejati adalah kesadaran bahwa persandaran kita hanya pada Allah yang penuh dengan anugerah. Iman yang bukan berdasarkan perbuatan ini adalah iman yang seharusnya terlihat di dalam perbuatan kita.
Bagaimana dengan saudara yang mengaku sudah beriman kepada Tuhan Yesus Kristus? Apakah orang-orang di sekelilingmu sudah melihat perubahan hidupmu? Apakah Tuhan melihat ketulusan di dalam imanmu? Kiranya Tuhan memberkati kita dan menopang iman kita senantiasa. Amin
Related posts