Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita akan membahas sebuah pertanyaan yang sangat pelik, yaitu: Apakah panggilan efektif hanya diberikan kepada umat pilihan? Apakah hanya orang-orang pilihan Allah yang mendapatkan panggilan secara efektif? Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin kita membedakan dua macam panggilan, yang biasanya dilakukan di dalam dunia teologi, yaitu panggilan biasa dan panggilan efektif. Panggilan yang biasa merupakan pemberitaan Injil yg disampaikan kepada siapa saja. Ada banyak orang yang mendengar Injil, tetapi kita tahu bahwa tidak semua orang menerima Injil. Hanya beberapa orang yang sungguh-sungguh, pada akhirnya menerima Injil. Mereka yang menerima Injil itulah, yang kita namakan telah menerima panggilan secara efektif.
Apakah Allah hanya memanggil secara efektif orang-orang pilihan-Nya? Ataukah semua orang dipanggil Allah secara efektif? Jelas, dari pertanyaan ini, kita bisa langsung menjawab secara sederhana: Jika di dalam pemberitaan Injil tidak banyak orang atau mungkin hanya beberapa orang yang meresponi Injil dengan benar, berarti panggilan itu tidak efektif untuk semua orang. Kita tidak pernah tahu apakah jumlah orang yang dipilih lebih banyak daripada jumlah orang yang tidak dipilih. Tapi kita tahu, bahwa tidak semua orang yang mendengar Injil, pada akhirnya efektif diselamatkan. Nah, apakah Allah hanya memanggil orang-orang pilihan secara efektif? Jawabannya adalah Ya!
Dalam Kisah Rasul 13: 48 setelah Paulus dan Silas memberitakan Injil, dikatakan demikian: Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Perhatikan bagian b dalam ayat ini: Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, lalu orang-orang itu menjadi percaya. Kita bisa melihat dua poin penting di dalam ayat ini.
Poin yang pertama adalah kata “semua”. Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, pada akhirnya pasti percaya. Berarti tidak ada satu pun yang ditentukan Allah sejak kekekalan, untuk diselamatkan, dan yang dipilih Allah di dalam Yesus Kristus sejak kekekalan untuk mendapatkan kehidupan kekal, yang pada akhirnya gagal untuk diselamatkan. Semua yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal pada akhirnya akan percaya.
Poin yang kedua dari ayat ini adalah kita melihat bahwa penentuan Allah itu ada lebih dahulu daripada iman orang yang ditentukan. Sekali lagi, pemilihan dan penentuan Allah atas seseorang mendahului iman atau keyakinan orang itu. Semua yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya.
Dari ayat tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa Allah hanya memanggil orang-orang yang Dia sudah tentukan untuk hidup yang kekal. Jadi kita semua perlu memahami bahwa dari awal Allah sudah melakukan pemilihan dan penentuan sejak kekekalan, setelah itu barulah Allah melakukan langkah-langkah berikutnya untuk memastikan bahwa apa yang Dia rencanakan tidak mungkin gagal. Dia memberikan Yesus Kristus mati di atas kayu salib. Dia mengirim Roh-Nya yang kudus melembutkan hati orang berdosa untuk bertobat, termasuk di dalamnya itu adalah panggilan efektif yang memampukan orang untuk beriman kepada Yesus Kristus. Jadi apakah Allah hanya memanggil secara efektif orang-orang pilihan? Jawabannya adalah Ya.
Mungkin jawaban ini sedikit meresahkan hati kita karena kita seringkali lebih banyak berpikir secara psikologis, emosional, dan lebih dilandasi pada perasaan kita daripada secara teologis yang dilandasi oleh firman Tuhan. Maksud saya adalah ini, secara perasaan, saya dan saudara mungkin merasa lebih nyaman kalau semua orang diselamatkan. Secara perasaan mungkin kita merasa lebih gampang menerima, kalau semua orang pada akhirnya mendapatkan panggilan secara efektif. Tetapi apa yang nyaman belum tentu yang benar dan apa yang menyenangkan perasaan kita, belum tentu berarti apa yang tepat.
Dalam sesi-sesi berikutnya saya akan menerangkan bahwa Allah punya alasan tertentu untuk tidak memilih semua orang. Kalau saudara berharap bahwa Allah memilih semua orang, maka kata “pilihan” tidak akan memiliki makna sama sekali. Tapi itu akan saya bahas di sesi berikutnya. Di sesi ini saya hanya ingin mengajak kita untuk berpikir bahwa walaupun doktrin ini kelihatannya tidak menyenangkan dan nyaman di dalam perasaan kita, tetapi memang itu yang dikatakan oleh Alkitab. Allah memilih sebagian orang untuk diselamatkan dan Dia memanggil mereka secara efektif menuju pada keselamatan.
Terakhir, saya ingin memberikan nasihat untuk kita semua yang bergumul dengan pertanyaan ini. Selama ini mungkin kita telah mengadakan dikotomi yang keliru. Kita hanya memikirkan dikotomi Allah menyelamatkan semua orang atau sebagian orang. Ini dikotomi yang keliru. Seharusnya kita memikirkan dikotomi: semua orang berdosa menuju kebinasaaan atau sebagian diselamatkan. Jadi dikotominya bukan diselamatkan semua atau sebagian, tetapi tidak diselamatkan sama sekali atau Allah menyelamatkan sebagian. Kalau kita meletakkan dikotomi secara tepat maka kita bisa melihat pilihan Allah, bukan sebagai sesuatu yang sulit untuk diterima tapi justru sesuatu yang menyenangkan kita karena menunjukkan anugerah-Nya bagi orang-orang yang berdosa. Orang-orang berdosa seharusnya binasa tapi Allah berkemurahan atas sebagian di antara mereka, saya dan saudara. Tuhan memberkati. Amin.
Related posts