Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Dalam beberapa kali seminar, ada satu pertanyaan yang seringkali muncul, yaitu: Bagaimana jika ada seorang Kristen yang sudah sungguh-sungguh, melakukan dosa sesaat sebelum ia meninggal dunia? Misalnya, seorang hamba Tuhan yang hidupnya saleh dan mengasihi Tuhan luar biasa, namun suatu kali sepulang dari pelayanan dia marah terhadap pengendara lain, terjadi kejar-mengejar kendaraan; dalam kemarahannya, ia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Dengan kata lain, hamba Tuhan tersebut melakukan dosa sesaat sebelum ia meninggal dunia. Bagaimanakah nasibnya? Apakah ia akan tetap memperoleh keselamatan atau keselamatannya hilang karena ia tidak mampu hidup di dalam kesucian?

Pertanyaan ini dipikirkan banyak orang. Alkitab memberikan jawaban yang jelas bagi kita, bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa selama hidupnya. Kita sudah pernah membahas 1 Yohanes 1:8 bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berbuat dosa dan jikalau ada yang mengaku tidak pernah berdosa maka ia adalah pendusta. Namun Alkitab bukan hanya mengajarkan bahwa semua orang pasti pernah berbuat dosa di dalam hidupnya. Alkitab yang sama juga mengajarkan bahwa sampai akhir hidupnya pun, manusia akan tetap berbuat dosa. Contohnya, dalam Matius 5:48, Tuhan Yesus mengatakan hendaklah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna. Saya yakin siapapun yang mati, tidak mungkin bisa memenuhi perintah tersebut. Siapapun yang pernah hidup di dunia ini, kecuali Tuhan Yesus Kristus, pada saat dia mati dia tidak mungkin mencapai perintah ini. Jika dia tak mungkin mencapai perintah ini, berarti dia akan berdosa di akhir hidupnya, Dia selalu berdosa, dan di akhir hidupnya dia juga tetap berbuat berdosa. Tetapi apakah hal itu menggagalkan keselamatannya? Jelas tidak! Karena keselamatan kita bukan didasarkan pada kebaikan kita atau kesucian kita. Keselamatan kita didasarkan pada korban Kristus yang sempurna di atas kayu salib. Jadi kita diselamatkan karena iman di dalam Yesus Kristus, yang sudah memberikan ketaatan yang sempurna di atas kayu salib bagi kita.

Jikalau Allah menyelamatkan kita berdasarkan kesucian kita atau berdasarkan hidup kita yang sempurna; maka saya yakin tidak ada satupun manusia yang bisa diselamatkan. Mungkin saudara bertanya, jika pada akhirnya kita semua berdosa, bagaimana orang berdosa bisa masuk dalam sorga yang kudus? Untuk hal ini, Alkitab juga memberikan pengajaran yang begitu jelas, bahwa kita akan disempurnakan. Misalnya dalam Filipi 3:21, Paulus berbicara tentang tubuh kita yang hina ini, yang akan diubah menjadi tubuh yang mulia; Ibrani 12:23 juga berbicara tentang orang-orang percaya yang ada di surga, yang rohnya atau jiwanya telah disempurnakan. Dengan kata lain, walaupun kita berdosa, selama kita di dalam Kristus, maka tubuh kita, jiwa kita atau roh kita akan disempurnakan pada waktu kita menghadap Allah di sorga. Hal ini terjadi karena tidak mungkin ada sesuatu yang cemar ataupun yang cacat yang bisa masuk di sorga dan tidak ada sesuatu pun yang tidak sempurna yang masuk di sorga. Sebagaimana dicatat dalam Wahyu 21:27, di surga hanya ada kesucian dan kesempurnaan Allah, oleh karena itu kita semua yang mati di dalam Kristus, kita semua pasti akan disempurnakan.

Kita yang sudah di dalam Kristus, yang sudah membenci dan memerangi dosa, kita mungkin masih bisa jatuh atau gagal di akhir hidup kita, tetapi jaminan bagi kita adalah kita akan disempurnakan. Korban Kristus yang sempurna di atas kayu salib akan menyempurnakan kita seutuhnya, sehingga kita dipandang layak untuk berjumpa dengan Allah di sorga. Di dalam istilah teologi dikenal beberapa macam pengudusan. Pertama, disebut pengudusan posisi (positional/initial sanctification), yang berarti bahwa semua orang yang percaya pada Yesus Kristus mengalami perubahan status dari orang berdosa menjadi orang kudus. Kedua, disebut pengudusan berkembang (progressive sanctification), yaitu orang yang statusnya sudah diubah dari orang berdosa menjadi orang yang kudus, ia pasti akan memerangi dosa dan berjalan dari satu kesucian kepada kesucian yang lain.

Ketiga, disebut dengan pengudusan yang bersifat final (final sanctification). Meskipun kita sudah berusaha menjalani kekudusan yang progresif, kita pasti masih kurang dari tuntutan Allah. Tetapi jangan kuatir, karena di ujung jalan sana ada anugerah Allah yang menunggu kita, karena kekudusan yang final akan diberikan kepada kita. Allah akan menguduskan kita seluruhnya: tubuh, jiwa atau roh kita akan dikuduskan seutuhnya, sehingga kita layak berjumpa dengan Tuhan di dalam kesempurnaan kesucian-Nya. Inilah yang menghibur kita. Keselamatan kita pasti dan dijamin oleh korban Kristus yang sempurna. Tuhan memberkati. Amin.