Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Kita masih melanjutkan pertanyaan: Apakah bukti-bukti Alkitab bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah? Hari ini kita akan berfokus pada tindakan-tindakan Yesus Kristus. Kita meyakini bahwa Dia adalah Allah karena Dia melakukan tindakan-tindakan yang hanya boleh dan hanya bisa dilakukan oleh Allah. Tindakan-tindakan apakah itu?

Pertama, mengampuni dosa. Di dalam Markus 2:5-7, ketika Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh, Dia mengatakan: “Dosamu sudah diampuni.” Di telinga orang-orang Yahudi, kalimat ini adalah kalimat yang sangat keras sekali karena mereka mengganggap Tuhan Yesus sedang menghujat Allah. Bagi mereka, yang berkuasa untuk mengampuni dosa hanyalah Allah sendiri. Tetapi mengapa Yesus Kristus memberikan pengampunan kepada orang lain, padahal orang itu tidak bersalah secara khusus kepada-Nya, dan mengapa Dia mengatakan: “Dosamu sudah diampuni?” Tatkala orang-orang Yahudi punya pikiran negatif terhadap hal itu dan menganggap Tuhan Yesus telah menghujat Allah, Tuhan Yesus tidak meminta maaf kepada mereka, juga tidak membuat klarifikasi supaya tidak dianggap demikian. Tuhan Yesus tetap bersikeras bahwa Dia memang punya kuasa untuk mengampuni dosa. Ini adalah klaim yang eksplisit sekali di telinga orang Yahudi bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

Kedua, menciptakan segala sesuatu. Di dalam Yohanes 1:3 dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Firman dan tanpa Firman, tanpa Dia, tidak ada satupun yang jadi dari segala yang telah dijadikan. Beberapa orang menganggap bahwa di dalam konteks ini Tuhan Yesus bukan sebagai Pencipta, tetapi Dia hanya sebagai agen di dalam penciptaan. Bapa-lah yang bertindak sebagai Pencipta tetap dan Tuhan Yesus hanya sebagai sarana penciptaan. Tetapi bagaimanapun kita memahami ayat ini, kita harus mengetahui cara berpikir orang-orang Yahudi. Semua orang Yahudi memiliki pemikiran bahwa yang terlibat di dalam penciptaan hanyalah Tuhan sendiri, YHWH, tidak ada yang lain yang terlibat di dalam penciptaan. Contoh paling jelas ada di dalam Yesaya 44:24 ketika YHWH mengatakan, ketika Dia menciptakan langit dan bumi, siapa yang mendampingi Dia? Dia seorang diri menciptakan segala sesuatu. Jadi entah orang lain menganggap Yesus sebagai Pencipta atau sebagai sarana penciptaan, orang itu tetap akan mengalami kesulitan untuk menafsirkan Yesaya 44:24 ketika dikatakan YHWH seorang diri saja menciptakan segala sesuatu. Yesus Kristus menciptakan segala sesuatu, berarti Dia adalah Allah.

Ketiga, memberikan firman dengan penuh otoritas. Di dalam Matius 5:17-44 dikatakan bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Menariknya adalah setelah itu Tuhan Yesus mengatakan begini: “Engkau telah mendengar ini dan itu, tetapi Aku berkata kepadamu.” Dalam teks Yunani bahkan ada penekanan, “tetapi Aku, Aku berkata kepadamu”. Kadang kala yang Yesus kutip adalah pandangan orang Farisi yang kemudian Dia koreksi. Tetapi kadang kala Dia juga mengutip perintah dari hukum Taurat, “Engkau telah mendengar ini dan itu (dari hukum Taurat), tetapi Aku berkata kepadamu.” Tuhan Yesus bukan hanya menafsirkan hukum Taurat, tetapi Dia memberikan firman secara otoritatif. Hal ini berbeda dengan Musa yang hanya menyampaikan pesan Tuhan. Tuhan Yesus justru memberikan firman dengan otoritas-Nya sendiri.

Keempat, menyatakan kemuliaan-Nya melalui mujizat. Di dalam Yohanes 2:11 setelah Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur, maka di situ dikatakan murid-murid-Nya melihat kemuliaan-Nya. Lalu di bagian lain yang menarik adalah Matius 8:27 pada saat Tuhan Yesus meredakan angin ribut maka murid-murid yang ada di dalam perahu itu mengatakan “Orang seperti apakah Dia ini?” Murid-murid langsung menangkap bahwa ada sesuatu yang berbeda dari tindakan itu. Tuhan Yesus melakukan mujizat bukan hanya dalam hal-hal yang “sepele,” seperti menyembuhkan orang sakit. Tetapi mujizat ini berkaitan dengan alam, angin ribut yang diredakan dan orang mati yang dibangkitkan.

Kelima, menerima sembah. Di dalam Filipi 2:9-11 dituliskan Yesus Kristus diberi nama di atas segala nama, yang kepada-Nya segala sesuatu, segala makhluk bertelut. Di dalam Ibrani 1:6 dikatakan bahwa seluruh malaikat Allah harus datang untuk menyembah Dia. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena Alkitab yang sama juga mencatat bahwa para malaikat menolak untuk disembah. Di dalam Wahyu 19:10 dan 22:8-9 dituliskan bahwa di tengah kekaguman dan kebingungan mendapatkan penglihatan, Rasul Yohanes berusaha untuk menyembah malaikat itu. Tetapi malaikat melarang dengan mengatakan “Jangan menyembah aku, karena aku hanyalah ciptaan sama seperti engkau.” Kalau Tuhan Yesus menerima sembah, bahkan di Ibrani 1 dikatakan bahwa seluruh malaikat diperintahkan untuk menyembah Dia, maka ini adalah bukti yang kuat bahwa Dia adalah Allah. Kalau Dia bukan Allah, Dia tidak berhak menerima sembah.

Tuhan memberkati kita.