Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita berganti topik. Sebelumnya kita mempelajari bukti-bukti Alkitab bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah. Mulai hari ini kita akan membahas tentang bukti-bukti Alkitab bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh manusia. Mari kita melihat beberapa bukti yang awal.
Pertama, pernyataan Alkitab yang eksplisit bahwa Yesus sama dengan manusia. Penulis surat Ibrani berkali-kali menyatakan hal ini, antara lain di dalam Ibrani 2:14 yang mengatakan bahwa Yesus Kristus Anak Allah itu sama dengan manusia. Hal ini dinyatakan lebih jelas lagi di ayat ke-17 “Ia dijadikan sama di dalam segala sesuatu”. Segala sesuatu yang termasuk hakikat manusia, yang dimiliki oleh semua manusia, juga dimiliki oleh Kristus. Dosa bukanlah bagian dari hakikat manusia. Ketika Adam dan Hawa diciptakan, mereka tidak memiliki dosa, sehingga dosa tidak termasuk kategori hakikat manusia. Kecuali dalam hal dosa, Yesus Kristus telah dijadikan sama dengan segala sesuatu yang termasuk dalam hakikat manusia.
Kedua, Yesus Kristus benar-benar menjadi manusia/daging. Di dalam Yohanes 1:14 dikatakan, Firman itu telah menjadi manusia (Yunani: Sarx). Dalam teks Yunani, kata “manusia” di sana secara harfiah lebih tepat diterjemahkan “daging”, sehingga kalimatnya menjadi “Firman itu telah menjadi daging.” Bagi orang-orang pada zaman itu, terutama mereka yang berlatar belakang budaya Yunani, kalimat ini cukup mengagetkan. Mengapa? Karena mereka dipengaruhi oleh filsafat Plato yang membedakan antara yang materi dan yang non materi. Hal yang materi dianggap jahat dan hal yang non materi dianggap benar. Pengaruh pemikiran ini begitu luar biasa di dalam kebudayaan Yunani. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk membayangkan bahwa yang bersifat non materi, yaitu Allah, Firman itu akhirnya mengambil bentuk materi, yang mereka anggap tidak benar atau mereka anggap sebagai sesuatu yang jahat. Bagaimana bisa yang non material, yaitu Allah atau Firman menjadi daging, sesuatu yang material bagi mereka? Tetapi itulah pernyataan Alkitab yang begitu eksplisit bahwa Yesus Kristus bukan hanya menjadi manusia tetapi menjadi daging.
Ketiga, Yesus Kristus lahir dari seorang perempuan. Kita semua tahu betapa indahnya kisah kelahiran Tuhan Yesus yang dicatat dalam Injil Lukas 1-2. Maria dipakai oleh Tuhan menjadi sarana untuk kelahiran Juruselamat. Maria mengandung Yesus Kristus sama seperti ibu-ibu lain yang juga mengandung anak mereka selama sembilan bulan. Namun kehamilan Maria terjadi dengan cara yang luar biasa, meski dia juga mengalami rasa yang sama seperti layaknya perempuan-perempuan yang lain mengandung dan melahirkan anak-anak mereka. Yesus lahir bukan dari sebuah peristiwa yang mengada-ada, misalnya dari batu yang terbelah, lalu muncullah seorang pahlawan yang adikodrati yang bernama Yesus Kristus. Alkitab menghindari ungkapan-ungkapan yang berbau mitologi semacam itu, karena memang proses kelahiran Yesus Kristus dari seorang perempuan merupakan peristiwa sejarah, bukan sebuah mitos.
Keempat, Yesus memiliki keterbatasan manusia. Di dalam Lukas 2:40 dan 52 dikatakan bahwa Tuhan Yesus itu berproses; Ia menjadi lebih besar, lebih berhikmat, dan sebagainya. Ada sebuah proses yang Ia jalani. Bahkan di dalam Ibrani 5:8 dikatakan, “sebagai Anak, Ia telah belajar untuk taat.” Semua manusia terbatas oleh waktu, dan berada di dalam sebuah proses. Tidak ada sesuatu yang terjadi secara spontan, kita semua terikat di dalam proses. Tuhan Yesus juga berada di dalam keterbatasan itu. Dia bahkan juga berada di dalam keterbatasan fisik. Di dalam Yohanes 4 dikatakan bahwa Tuhan Yesus merasa letih, sehingga Dia perlu duduk dan minum air. Ada keletihan yang Yesus bisa rasakan. Matius 4 juga mencatat keterbatasan fisik Yesus yang lain, yaitu lapar setelah berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Yesus bisa merasakan lapar. Semua keterbatasan ini adalah keterbatasan manusia. Allah tidak bisa lapar, tidak bisa lelah, dan tidak membutuhkan proses. Tetapi manusia membutuhkan semuanya itu. Yesus Kristus, pada saat Dia menjadi manusia, Dia sungguh-sungguh menjadi manusia karena Dia berada di dalam keterbatasan sebagai manusia.
Tuhan memberkati kita!
Related posts