Oleh: Yakub Tri Handoko
Hari ini kita melanjutkan topik sebelumnya tentang bukti-bukti Alkitab bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia. Kita sudah melihat empat bukti, sekarang kita akan melihat bukti-bukti yang lain.
Kelima, Yesus Kristus memiliki pikiran manusia. Di dalam Lukas 2:52 dikatakan bahwa “Ia semakin bertambah hikmat-Nya.” Pikiran Tuhan Yesus juga mengalami pertumbuhan dan proses. Sebagai Allah tentu saja pikiran-Nya sempurna: Dia Mahatahu. Tetapi pada saat Ia menjadi manusia, maka pikiran-Nya terikat pada keterbatasan proses dan waktu. Saya percaya pada waktu Tuhan Yesus harus belajar hukum Taurat, maka Dia juga perlu untuk membaca dan menghafal hukum Taurat tersebut. Kita tidak boleh membayangkan bahwa Dia sudah tahu segala sesuatu yang akan dikatakan oleh guru-guru Taurat-Nya. Sebagai Allah memang Dia Mahatahu. Tetapi sebagai manusia Dia memiliki pikiran manusia yang mengalami penambahan atau penurunan. Dalam hal ini pikiran Tuhan Yesus selalu mengalami proses pertumbuhan: Dia bertambah hikmat-Nya.
Lalu juga dikatakan di dalam Markus 13:32, Tuhan Yesus mengatakan tentang kedatangan-Nya kembali yang kedua kali. Tentang kedatangan Anak Manusia tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat tidak tahu, manusia tidak tahu, dan bahkan Dia mengatakan Anak pun tidak tahu. Sebagai Allah tentu saja Dia Mahatahu. Tetapi ketika Dia mengucapkan ini kita harus memahaminya dalam hakikat Dia sebagai manusia. Sebagai manusia Dia tidak mahatahu, termasuk dalam hal kapan Dia datang kembali kedua kalinya. Hal itu akan ditentukan oleh Bapa-Nya sendiri. Jadi, Yesus Kristus memiliki pikiran manusia.
Keenam, Yesus Kristus juga memiliki perasaan manusia. Misalnya di dalam Matius 26, di taman Getsemani, kita tahu betapa gentar hati Tuhan Yesus. Dia mengaku dengan jujur kepada murid-murid-Nya bahwa Ia begitu gentar. Bahkan keringat-Nya itu menjadi seperti titik-titik darah, saking begitu takut dan gentarnya Dia. Allah tidak bisa takut. Tetapi Allah yang menjadi manusia sejati itu bisa mengalami takut. Di dalam Yohanes 11 Tuhan Yesus juga mengalami kesedihan yang luar biasa. Di depan kubur Lazarus, ketika Dia melihat Maria dan Marta menangis, maka dikatakan Yesus Kristus pun menangis, dan orang-orang melihat betapa Dia sangat mengasihi keluarga di Betania itu. Tuhan Yesus mengalami kesedihan yang luar biasa. Perasaan semacam ini hanya akan menjadi milik manusia. Allah tidak akan memiliki perasaan takut, sedih, gentar, dan sebagainya karena Allah menguasai segala sesuatu.
Ketujuh, orang-orang di sekitar-Nya memahami Dia sebagai seorang manusia. Ketika Tuhan Yesus melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa, yang membuat banyak orang begitu kagum, tetap saja masih ada orang-orang tertentu, orang-orang Yahudi yang tidak menerima Dia dan menganggap Yesus hanyalah manusia biasa. Misalnya di dalam Matius 13 mereka mengatakan, “Bukankah Dia ini anak Yusuf? Bukankah Dia ini si tukang kayu? Bukankah ibunya bernama Maria?” Orang-orang Yahudi ini bukan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka melihat mujizat yang luar biasa tetapi mereka tetap menganggap bahwa Yesus Kristus hanyalah manusia biasa. Pandangan dari orang-orang yang tidak percaya ini meyakinkan kita juga bahwa Yesus memang benar-benar manusia. Orang-orang di sekeliling Dia memahami-Nya sebagai manusia.
Sebagai manusia, Yesus Kristus juga bisa memahami kita. Dia memahami kita bukan hanya karena Dia Allah yang Mahatahu, tetapi kerena Dia pernah mengalami semua pencobaan yang kita alami. Dia pernah mengalami semua perasaan yang kita miliki. Dia pernah mengalami semua pikiran dan keterbatasan kita sebagai manusia. Dia sungguh-sungguh tahu karena Dia pernah menjadi manusia, sehingga Dia bisa memahami kita.
Tuhan memberkati kita! Amin!
Related posts