Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Dalam edisi yang lalu kita sudah melihat bukti-bukti Alkitab yang menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh manusia. Berkaitan dengan itu ada sebuah pertanyaan yang seringkali dimunculkan karena ada orang menganggap bahwa ada perbedaan antara Yesus Kristus dengan manusia yang lain. Persoalan yang sering diungkit ke permukaan adalah: Apakah kelahiran Yesus dari perawan dan kesucian-Nya menjadikan Dia tidak sungguh-sungguh manusia? Apakah kelahiran-Nya dari perawan dan kesucian-Nya pada waktu dilahirkan itu menimbulkan masalah bagi kesejatian kemanusiaan Yesus Kristus?
Pertanyaan ini sangat wajar diungkapkan karena kalau memang Yesus sungguh-sungguh manusia, maka kita berpikir bahwa Dia harus sama dengan semua manusia. Kita juga berpikir bahwa semua manusia lahir dari sebuah proses hubungan seksual yang wajar antara laki-laki dan perempuan, sedangkan Yesus tidak melalui proses yang semacam itu. Kita juga berpikir bahwa semua manusia lahir dalam keadaan berdosa dan Alkitab dengan jelas menyatakan hal itu. Di dalam Mazmur 51:7 Daud mengaku bahwa sejak di dalam kandungan dia sudah berbuat dosa. Semua manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).
Mungkin ada yang berpikir, jika semua orang lahir dalam keadaan berdosa/mewarisi status berdosa dari Adam dan jika Yesus Kristus adalah manusia sejati, maka tentu Dia juga memiliki dosa. Tapi kenyataannya Alkitab mengatakan bahwa Dia lahir tanpa dosa. Di dalam Lukas 1:35 dikatakan bahwa “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Lalu di dalam Ibrani 4:15 dikatakan bahwa “Imam Besar kita, yaitu Yesus Kristus, adalah Imam Besar yang sama, yang turut merasakan kelemahan-kelemahan manusia, hanya saja Dia tidak berdosa.”
Dua hal inilah yang seringkali menimbulkan kesulitan bagi kita. Kalau memang Yesus Kristus sungguh-sungguh manusia, apakah itu dilemahkan dengan kelahiran-Nya dari perawan? Kalau Yesus Kristus sungguh-sungguh manusia, apakah itu dilemahkan dengan kesucian-Nya pada waktu Dia dilahirkan? Jawabannya adalah tidak! Kelahiran dari perawan maupun kesucian Yesus tidak melemahkan kesejatian kemanusiaan Yesus. Bagaimana itu bisa terjadi?
Mari kita mengingat beberapa pelajaran yang lalu. Yesus Kristus memiliki dua natur -natur manusia dan natur Allah- dengan satu Pribadi, yaitu Logos. Apa yang dimaksud “natur” di sini adalah sifat-sifat dasar yang khas, yang dimiliki oleh semua manusia. Apakah semua manusia yang pernah hidup di dalam dunia ini lahir dari proses alamiah, yaitu hubungan seksual laki-laki dan perempuan? Jelas tidak! Adam dan Hawa tidak lahir dalam proses seperti kita. Adam lahir karena dibentuk Tuhan langsung dari tanah liat, lalu Allah menghembuskan nafas melalui hidung Adam, dan Adam menjadi makhluk yang hidup. Hawa juga tidak dilahirkan dalam sebuah proses alamiah seperti kita. Hawa diciptakan dari daging dan tulang rusuk Adam. Tapi apakah mereka berdua adalah manusia-manusia sejati? Jelas! Mereka adalah manusia-manusia sejati, mereka adalah nenek moyang kita.
Begitu pula dalam kaitan dengan dosa. Waktu Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka diciptakan dalam keadaan yang baik. Semua yang diciptakan Allah adalah baik. Puncaknya, ketika semuanya telah diciptakan, Allah mengatakan “Sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Jadi Allah tidak menciptakan manusia yang berdosa dan Allah tidak menciptakan manusia dengan potensi untuk berbuat dosa. Benar, Adam memiliki kehendak bebas yang memungkinkan dia untuk taat maupun untuk berbuat dosa, tetapi Allah tidak menciptakan mereka dengan potensi, status maupun natur yang berdosa. Meski demikian kita tetap mengetahui bahwa Adam dan Hawa adalah sungguh-sungguh manusia.
Dari apa yang terjadi pada diri Adam dan Hawa sebagai manusia sejati dan asal mula semua manusia, kita bisa mengatakan bahwa kelahiran melalui hubungan seksual laki-laki dan perempuan maupun kondisi manusia yang berdosa bukanlah merupakan bagian dari sifat-sifat dasar manusia. Karena kenyataannya tidak semua manusia memiliki dosa dan tidak semua manusia lahir dari hubungan seksual laki-laki dan perempuan.
Jadi, sekali lagi saya ingin menandaskan di sini, sesuai dengan pengajaran Alkitab bahwa kesejatian kemanusiaan Yesus Kristus sama sekali tidak dilemahkan oleh fakta bahwa Dia lahir dari seorang perawan dan bahwa Dia lahir dalam keadaan tanpa dosa. Kiranya doktrin ini meyakinkan kita bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh manusia sama seperti kita, hanya saja Dia tidak berdosa seperti kita. Tuhan memberkati! Amin!
Related posts