Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Dalam sesi yang lalu kita sudah belajar, bahwa Kristus tidak harus menebus orang-orang berdosa. Dia tidak menebus malaikat yang jatuh ke dalam dosa, Dia juga tidak harus menebus manusia. Ketika Dia menebus kita, itu adalah tanda kasih dan anugerah-Nya. Dalam sesi ini kita akan mengemukakan sebuah pertanyaan: Apakah penebusan Kristus harus melalui salib? Atau, apakah Kristus harus mati di atas kayu salib? Itu merupakan pertanyaan yang akan kita bahas. Pernahkah terbersit dalam pikiran kita, bagaimana seandainya Kristus mati dirajam batu? Bagaimana seandainya Kristus mati karena penyakit? Bagaimana seandainya Kristus mati karena sebab-sebab yang lainnya? Apakah kematian melalui salib merupakan sebuah keharusan?

Alkitab memberikan jawaban tegas terhadap hal ini: Ya! Salib adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Tuhan Yesus berkali-kali menubuatkan bahwa Anak Manusia harus disalibkan. Salah satu episode terkenal dalam kehidupan Yesus adalah ketika Dia berdoa di Taman Getsemani: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (Markus 14:36). Kita semua tahu apa respons Bapa terhadap doa Yesus ini, yaitu bahwa cawan itu tidak dilalukan-Nya dari kehidupan Tuhan Yesus. Hal ini berarti bahwa salib merupakan sebuah keharusan. Tapi mengapa salib merupakan sebuah keharusan? Karena penebusan sempurna yang dilakukan oleh Kristus harus memenuhi kriteria-kriteria:

Pertama, cara penebusannya harus melibatkan darah. Hal ini berarti harus ada darah yang tertumpah. Di dalam Ibrani 9:22 dituliskan “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” sehingga segala bentuk dan cara kematian yang tidak melibatkan penumpahan darah pasti tidak akan menimpa Tuhan Yesus.

Kedua, Dia harus mati sebagai orang yang terkutuk akibat ketidaktaatan kita. Dia harus menjadi orang yang mati terkutuk karena ketidaktaatan kita. Di dalam Galatia 3:13 dikatakan: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Kegagalan manusia untuk menaati hukum Taurat telah membawa murka dan hukuman Allah atas manusia. Manusia terkutuk dan terpisah dari Allah. Siapa saja yang menjadi Juruselamat manusia, Dia harus mati dengan cara sebagai orang yang terkutuk.

Orang-orang Yahudi memiliki konsep pemikiran bahwa orang yang digantung di atas kayu salib adalah orang-orang yang terkutuk dan Yesus Kristus mati di atas kayu salib. Tak peduli bagaimana bentuk salibnya, yang penting adalah orang yang tergantung di antara tanah dan langit (antara bumi dan surga) menjadi simbol dari orang yang terkutuk. Dalam budaya Romawi pada waktu itu, salib adalah hukuman yang paling mengenaskan, paling menjijikkan dan paling hina. Hukuman salib diperuntukkan bagi para pemberontak dan orang-orang yang dianggap tak bisa diperbaiki lagi. Bahkan menurut budaya pada waktu itu, anak-anak kecil dilarang membicarakan tentang salib karena dianggap sangat kejam luar biasa. Pada salib itulah Juruselamat kita terpaku, karena Dia menanggung kutuk orang-orang yang berdosa.

Ketiga, penebus kita harus dihukum sebagai orang yang bersalah, padahal Dia tidak melakukan satu pelanggaran pun. Dia harus dinyatakan sebagai orang yang bersalah. Tetapi Dia tidak melakukan pelanggaran apapun. Penting bagi kita untuk memahami bahwa kita adalah orang-orang yang bersalah di mata Tuhan, sehingga siapa pun yang menanggung kesalahan itu, Dia harus dinyatakan bersalah. Tetapi seandainya Dia dinyatakan bersalah karena kesalahannya, maka Dia tidak bisa menjadi Juruselamat.

Yesus Kristus dinyatakan bersalah di dalam keputusan pengadilan. Keputusan pengadilan yang diambil pada waktu itu menyatakan bahwa Yesus Kristus bersalah dan patut untuk disalibkan. Meski keputusan itu muncul akibat iri hati para pemimpin Yahudi dan keputusan Pontius Pilatus yang tidak adil; namun dalam proses pengadilannya Tuhan Yesus dinyatakan bersalah. Tetapi Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Di dalam 2 Korintus 5:21 dikatakan: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita”. Kita tidak bisa menyatakan bahwa Kristus mati karena Kristus bersalah. Kristus juga tidak bisa mati tanpa dinyatakan bersalah. Kristus harus dinyatakan bersalah, padahal Ia tidak bersalah.

Hukuman salib adalah hukuman yang paling cocok dengan semua kriteria yang disebutkan di atas. Pada salib ada penumpahan darah. Pada salib ada kutukan ilahi yang harus ditanggung. Pada salib ada keputusan pengadilan yang menyatakan Yesus bersalah, padahal Dia tidak bersalah. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.