Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Kita semua adalah manusia berdosa sehingga wajar timbul pertanyaan, jika Allah menciptakan manusia, sedangkan manusia adalah berdosa, apakah berarti Allah menciptakan dosa? Kita semua sadar bahwa dosa ada di mana-mana. Kita melakukan dosa. Dosa begitu riil dan nyata dalam hidup kita. Bahkan akibat-akibat dari dosa seperti penderitaan, sakit penyakit, sakit hati, kekecewaan menjadi begitu nyata dalam hati kita dan melukai perasaan kita. Apakah Allah menciptakan dosa? Jawabannya adalah Allah tidak mungkin menciptakan dosa. Allah tidak mungkin menciptakan dosa karena Dia adalah Allah yang kudus.

Di dalam Yakobus 1:13 dikatakan: “Apabila seorang dicobai , janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.” Dari sisi natur atau hakikat-Nya, Allah adalah Allah yang kudus sehingga Allah tidak mungkin menciptakan dosa. Dari sisi ciptaan, Alkitab menyatakan dengan jelas dalam Kejadian 1:31, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik….” Allah melihat semua yang sudah diciptakan dan Allah menilai semuanya sungguh amat baik. Seandainya Allah menciptakan dosa, maka tidak mungkin Allah bisa memberi penilaian bahwa semuanya sungguh amat baik.

Kesimpulannya, pada saat dunia diciptakan, maka Allah tidak menciptakan dunia dengan dosa. Lalu mengapa dosa ada dalam dunia? Mungkin kita semua bertanya, bukankah segala sesuatu yang ada berasal dari Allah?

Lalu, kalau memang dosa itu ada, maka apakah berarti dosa berasal dari Allah? Tentu jawabannya adalah tidak. Tetapi bagaimana kita menjelaskan tentang persoalan ini.

Salah satu cara kita memahami mengapa dosa ada dalam dunia adalah dengan memandang dosa sebagai ketidakadaan kebaikan (the perversion / the absence of good). Jika kita telusuri pada zaman bapak Gereja Aurelius Agustinus, maka ia mencoba untuk menggumuli persoalan apakah Allah menciptakan dosa, dan jawabannya: Tidak! Dosa adalah ketidakadaan kebaikan. Ada satu contoh yang baik dalam kisah penciptaan yang bisa memberikan gambaran tentang hal ini yaitu dalam penciptaan hari pertama.

Di dalam Kejadian 1:3-5, Allah menciptakan terang, “Berfirmanlah Allah : “Jadilah terang” Lalu terang itu jadi.” Menariknya adalah di ayat berikutnya, yaitu ayat 5 dikatakan “Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. …” Ternyata bukan hanya ada terang, tetapi juga kegelapan. Allah menyebut terang itu sebagai siang, dan gelap sebagai malam. Ada terang dan ada gelap. Tetapi Allah tidak menciptakan gelap. Pada saat Allah menciptakan terang, di beberapa bagian ada kegelapan dan Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Allah menciptakan kegelapan. Allah hanya menciptakan terang. Ini merupakan contoh yang baik, yaitu bahwa terang diciptakan Allah. Allah hanya menciptakan terang, dan bukan kegelapan. Kegelapan memang ada, tetapi bukan hasil dari karya Allah, melainkan konsekuensi dari hasil karya Allah.

Oleh karena itu dalam pengakuan Westminster, tegas dikatakan walaupun Allah menetapkan sebelumnya segala sesuatu, tetapi Allah bukan pencipta dan penyebab dosa. Ini merupakan tambahan yang sangat bermanfaat untuk kita. Terkadang kita salah memahami, bahwa jika segala sesuatu berasal dari Allah, berarti segala sesuatu termasuk dosa, juga berasal dari Allah. Hal ini tdk berlaku demikian, karena Allah hanya menciptakan yang baik. Jika yang baik itu tidak ada, maka kondisi inilah yang dikatakan sebagai dosa. Bayangkanlah seandainya kita sedang menyalakan lampu di rumah kita. Ketika kita menyalakan lampu maka dibutuhkan usaha dari kita untuk meghasilkan terang. Tetapi pada saat lampu dimatikan, bukan berarti kita yang menyebabkan kegelapan itu. Kegelapan itu sudah ada, kita hanya berusaha supaya ada terang di sana. Paling tidak, hal ini dapat membantu menjelaskan kepada kita kaitan antara Allah dan dosa.

Allah tidak menciptakan dosa ataupun menyebabkan manusia berdosa. Tetapi dosa tetap ada di dalam ciptaan Allah, karena ketidakadaan kebaikan. Walaupun dosa ada dan tidak diciptakan Allah, namun bukan berarti Allah tidak dapat mengontrol dosa. Hal yang menghibur kita adalah bahwa meskipun Allah tidak menciptakan dosa dan menyebabkan manusia berdosa, tetapi Allah mengontrol dosa. Apapun yang terjadi dalam dunia ini, hal itu tetap dalam kontrol Allah. Itulah penghiburan bagi kita sebagai anak-anak Allah. Kiranya Tuhan memberkati kita senantiasa. Amin