Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Pada hari ini kita akan belajar dari satu pertanyaan: Apakah dosa menghilangkan kebaikan dan anugerah Allah? Pertanyaan ini tampaknya perlu kita renungkan karena Allah kita adalah Allah yang kudus dan Dia tidak bisa berkompromi dengan dosa. Konsekuensinya, ketika manusia berbuat dosa, maka Allah menghukum manusia. Tetapi apakah ketika Allah menghukum manusia, itu berarti kebaikan-Nya hilang dan anugerah-Nya lenyap?

Alkitab dari awal sampai akhir, terus menerus memberitahu kita bahwa kebaikan dan anugerah-Nya tidak pernah hilang. Contohnya, dalam Kejadian 3, pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah menghukum mereka. Tetapi di tengah penghukuman itu, kita tetap bisa melihat anugerah Allah yang besar bagi manusia.

Pertama, Allah mencari manusia. Bukan manusia yang mencari Allah, manusia justru mengalami ketakutan dan bersembunyi. Adam dan Hawa menyadari ketelanjangan mereka dalam dosa. Mereka menjadi takut dengan hukuman Allah dan lari bersembunyi. Allah yang datang mencari mereka. Allah yang bertanya, “Dimanakah engkau?” Walaupun Allah sudah tahu di mana mereka bersembunyi, tetapi langkah Allah mendekati mereka mengajarkan sesuatu yang penting bagi kita bahwa Allah kita adalah Allah yang mencari. Itu anugerah bagi kita. Agama-agama yang lain mengajarkan bahwa manusia harus berusaha menemukan Allah. Manusia harus ‘naik ke atas’ untuk menjumpai Allah. Tetapi Alkitab menunjukkan Allah yang turun menjumpai manusia dan mencari manusia berdosa.

Kedua, Allah juga memberikan janji pengharapan di tengah hukuman. Dalam Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” Iblis atau kepala ular akan dihancurkan oleh keturunan perempuan dan itu pada akhirnya digenapi ketika Yesus Kristus lahir sebagai manusia, mati di atas kayu salib untuk memusnahkan Iblis yaitu ular tua itu. Allah memang menghukum, tetapi Allah juga memberikan pengharapan.

Ketiga, anugerah Allah terlihat ketika Ia masih membiarkan manusia untuk memiliki keturunan. Dalam Kejadian 1:28, memiliki keturunan itu disebut berkat Allah, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, . . .” Memiliki anak adalah berkat Tuhan. Ketika manusia jatuh dalam dosa, kemampuan manusia untuk memiliki keturunan tidak diambil dari manusia. Manusia tetap bisa memiliki keturunan walaupun disertai dengan susah payah. Bahkan, Adam memberikan nama istrinya Hawa, yang berarti ibu dari semua yang hidup (Kej 3:20). Hawa, seorang manusia yang berdosa, yang seharusnya mengalami kematian, diizinkan Allah memiliki keturunan, bahkan disebut ibu dari semua yang hidup.

Keempat, anugerah Allah terlihat ketika Allah membuatkan pakaian dari kulit binatang (Kej. 3:21). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka berusaha menyelesaikan persoalannya sendiri. Itulah orang-orang berdosa. Mereka sudah melakukan kesalahan dan mereka berpikir bahwa mereka bisa menyelesaikan sendiri. Mereka melakukan dosa tambahan, yaitu merasa diri mampu dan itulah yang dilakukan Adam dan Hawa. Mereka langsung membuat pakaian dari daun ara, tetapi Allah mengenakan pakaian dari kulit binatang. Ini penting untuk kita perhatikan, karena ada pelajaran teologis di sana, yaitu akibat dosa hanya bisa diselesaikan oleh Allah. Manusia tidak dapat melakukan apa pun untuk bisa menyelesaikan dosa, hanya Allah yang bisa menyelesaikan persoalan dosa di dalam diri manusia. Itu sebabnya Allah membuatkan pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan manusia. Untuk menutupi akibat dosa manusia, Allah melakukan sesuatu, bukan manusia tetapi Allah yang melakukan.

Keempat poin ini mengajarkan kita, walaupun Allah menghukum, Dia tetap Allah yang penuh dengan kemurahan. Walaupun Dia menghajar kita, Dia tetap Allah yang penuh dengan anugerah. Dia Allah yang kudus dan adil; tetapi Dia juga Allah yang penuh belas kasihan dan cinta. Di tengah penghukuman-Nya pun, Allah tetap menunjukkan kebaikan-Nya. Siapa saja di antara kita yang merasa telah melakukan kesalahan yang besar dan tidak layak dikasih Tuhan, inilah berita gembira bagi kita: Allah masih mengasihi orang yang berdosa. Allah masih menunjukkan kemurahan-Nya kepada orang yang berdosa dan itulah sebabnya kita semua tetap ada di dalam anugerah-Nya. Kita tetap ada seperti sekarang karena Allah memberi anugerah dan kebaikan-Nya kepada kita. Kiranya berita ini sungguh menghiburkan dan menguatkan kita. Tuhan memberkati kita. Amin