Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Dalam sesi yang lalu kita sudah melihat ada Injil yang kabur (salah paham tentang Injil) dan ada Injil yang palsu (tentang “Yesus” yang lain). Apa sebetulnya Injil yang benar itu? Saya ingin mengajak kita melihat Injil dengan kacamata yang lebih luas. Biasanya orang sudah tahu bahwa Injil berkaitan dengan Yesus Kristus. Tetapi hal yang jarang diketahui orang yaitu bahwa Yesus bukan hanya inti dari Injil, Yesus adalah pemberita Injil juga.
Di awal pelayanan Yesus, kitab-kitab Injil menuliskan bahwa Ia pergi menyembuhkan, mengajar di rumah-rumah ibadah Yahudi dan memberitakan Injil Kerajaan Allah. Matius mencatat bahwa Yesus berkeliling dari desa ke kota untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan menyembuhkan berbagai penyakit (Mat. 4:23, 9:35). Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Ada kaitan yang erat antara Injil dengan Kerajaan Allah. Injil berbicara tentang Kerajaan Allah, sesuatu yang lebih luas daripada yang biasanya kita pikirkan, yaitu tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan bagaimana kita mendapatkan pendamaian dengan Allah. Hal ini tidak salah, itu bagian dari Injil. Tetapi cakupan Injil jauh lebih luas, yaitu Kerajaan Allah.
Bagaimana Yesus bersangkut-paut dengan Injil dalam arti yang luas ini? Pelayanan Yesus di dalam dunia merupakan “invasi” Kerajaan Allah di dalam dunia ini yang merupakan Kerajaan Iblis. Setelah Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya, kemudian kembalilah mereka dan mengabarkan, bahwa mereka telah mengusir roh-roh jahat. Yesus menimpali ucapan mereka dengan kalimat, “Aku melihat Iblis jatuh – seperti kilat dari langit.” (Luk. 10:18). Dalam Matius 12:28, Yesus berkata, “ . . . jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.
Pada awal pelayanan Yesus, Kerajaan Allah sudah dekat. Di tengah masa pelayanan-Nya, Kerajaan Allah sudah ada. Pada saat Yesus mau disalibkan, Dia mengatakan di dalam Yohanes 12:31 “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar”. Salib merupakan bagian yang penting dari realisasi Kerajaan Allah di muka bumi. Di salib itulah kepala si ular tua, yaitu Iblis, dihancurkan. Di salib itulah kuasa Iblis dikalahkan oleh Kristus.
Jadi Kristus adalah pemberita Injil yaitu Injil Kerajaan Allah. Bukan hanya pemberita, tetapi Dia juga penahbis Kerajaan Allah di muka bumi. Melalui pelayanan dan kematian-Nya di kayu salib, Yesus telah mengkonkritkan kabar baik (Injil) dari Allah. Dengan memahami Injil secara lebih luas ini, kita tertolong untuk melihat Injil bukan hanya tentang hubungan pribadi kita dengan Allah.
Injil berbicara tentang hal yang lebih luas, yaitu menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Allah menyelamatkan kita untuk satu tujuan, supaya kita mewarnai dunia ini dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Kalau kita membatasi Injil hanya pada masalah pribadi kita dengan Allah, maka Injil telah dikerdilkan dan kekuatannya kita batasi. Keselamatan kita bukanlah tujuan. Keselamatan adalah sarana agar kita terlibat dalam Injil Kerajaan Allah.
Injil dalam arti yang umum hanya bisa tercapai jika ada Injil dalam arti yang khusus, yaitu Yesus mati dan bangkit untuk kita. Paulus berkata dalam 1Kor 15:3-4, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.
Injil dalam arti yang sempit ini merupakan esensinya, supaya Injil dalam arti yang luas, yaitu Kerajaan Allah bisa terwujud. Bagaimana kita bisa menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah kalau kita tidak mengalami transformasi hidup di dalam Kristus? Kematian Kristus menggantikan hukuman dosa kita. Kebangkitan Kristus mengalahkan upah dosa, yaitu maut.
Maka tidak salah Alkitab berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm.3:23), tetapi kemudian di pasal 6:23 Paulus berkata, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. . .” Dengan anugerah-Nya, Allah menyelamatkan kita, supaya kita menjadi garam dan terang di dunia ini, supaya kita menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah bagi umat manusia.
Related posts