Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita akan membahas tentang penghakiman terakhir. Pertanyaan yang akan kita jawab adalah: Untuk apakah penghakiman terakhir itu? Dalam beberapa sesi yang lalu kita sudah belajar bahwa semua orang yang mati langsung berada di surga atau neraka. Hal tersebut bergantung pada iman mereka kepada Yesus Kristus; apakah mereka percaya atau tidak percaya. Kalau memang semua orang yang meninggal dunia langsung di surga atau neraka: untuk apakah lagi penghakiman terakhir? Paling tidak ada tiga jawaban terhadap pertanyaan ini.
Pertama, untuk menyatakan kemurahan Allah atas orang-orang pilihan dan keadilan-Nya bagi orang-orang fasik. Di dalam 2Tesalonika 1:5-10 misalnya, Paulus menjelaskan bahwa nanti pada waktu Tuhan Yesus datang kembali yang kedua dengan malaikat-malaikat-Nya di dalam kemuliaan-Nya, maka Dia akan memberikan kelegaan kepada orang-orang benar, yang selama di dunia hidup di dalam penderitaan dan tekanan. Sebaliknya, Dia akan membalaskan kejahatan orang orang yang tidak percaya kepada-Nya. Jadi penghakiman terakhir adalah untuk menyatakan kemurahan Allah atas orang-orang pilihan sekaligus keadilan-Nya bagi orang-orang fasik. Allah kita adalah Allah yang adil karena itu Dia akan meninggikan orang yang benar dan merendahkan orang yang berbuat salah. Dia akan membela orang yang benar dan Dia akan menghukum orang-orang yang berbuat salah.
Kedua, penghakiman terakhir diperlukan sebagai perhitungan hukuman atau pahala. Jika kita melihat ke dalam Alkitab dengan teliti, maka kita akan menemukan bahwa keselamatan memang tidak ditentukan oleh perbuatan manusia. Keselamatan adalah murni anugerah dari Allah. Tetapi kita jangan lupa bahwa pahala yang menanti orang-orang percaya ditentukan oleh tindakan mereka, yaitu seberapa jauh mereka berani memberi diri kepada Allah? Seberapa jauh mereka berani membayar harga untuk pelayanan? Seberapa jauh mereka berani membuktikan cinta mereka kepada Allah? Itulah hal yang menentukan di kekekalan. Bukan menentukan keselamatan, tetapi menentukan pahala. Dengan cara yang sama, kalau kita membaca beberapa ayat di dalam Alkitab, maka kita akan menemukan bahwa hukuman orang di dalam neraka pun tidak sama. Alkitab berbicara tentang “dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap” (Mat. 8:12, 22:13, 25:30). Jadi hukuman orang tidak sama, demikian pula dengan pahala orang. Kita bisa melihat di dalam Pengkotbah 12:14, Matius 12:36-37; 25:21, Roma 2:16; 14:10,12, 2Korintus 5:10, dan masih banyak ayat yang lain yang menunjukkan kepada kita bahwa Allah menghakimi menurut perbuatan kita.
Jadi orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus akan dihakimi berdasarkan ketidakpercayaan dan perbuatan mereka. Ketidakpercayaan membuat mereka menerima hukuman kekal selama-lamanya, tetapi perbuatan mereka juga diperhitungkan untuk menentukan tingkatan dari hukuman mereka. Itulah sebabnya saya menganggap adil kalau ada orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus tetapi dia berbuat baik dengan luar biasa; maka pada akhirnya dia tetap menerima siksaan neraka yang kekal, namun orang itu akan menerima hukuman yang mungkin lebih sedikit daripada orang-orang yang tidak percaya dan gemar melakukan kejahatan. Demikian pula dengan orang-orang yang percaya. Semua orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka mereka semua diselamatkan. Kita diselamatkan karena anugerah. Sekali lagi saya perlu tekankan ini. Tetapi nanti, kemuliaan dan pahala kita di sana ditentukan oleh cara hidup, perbuatan dan apa yg sdh kita lakukan bagi Tuhan.
Ketiga, untuk orang-orang pilihan, penghakiman terakhir bertujuan untuk menyatakan kemuliaan kita sebagai anak-anak Allah. Di dalam Roma 8:17 Paulus berbicara tentang penderitaan yang dialami oleh orang-orang percaya dan semua makhluk. Baik yang di dalam Kristus maupun yang di luar Kristus, mereka sama-sama mengalami penderitaan di dalam dunia yang penuh dengan dosa ini. Di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, maka penderitaan dan kejahatan menjadi sesuatu yang tidak mengagetkan bagi kita. Kita sama-sama menunggu, baik orang yang percaya kepada Kristus maupun yang tidak percaya, semua makhluk mengeluh, karena dunia yang sudah rusak dan penuh dengan penderitaan ini. Tetapi bagi orang-orang yang percaya, Paulus memberikan pengharapan, yaitu kelak di saat Yesus datang kembali yang kedua kali, Dia akan menyatakan status kita sebagai anak-anak Allah secara penuh. Dengan kata lain, kita akan dibuat berbeda dengan orang-orang yang bukan anak-anak Allah. Kita akan ditampilkan di dalam kemuliaan kita dan itulah kegunaan dari penghakiman terakhir. Di dalam penghakiman terakhir kita menantikan saat tubuh kita diganti dengan tubuh kemuliaan dan kita juga akan dimuliakan bersama-sama dengan Yesus Kristus. Itulah penghakiman terakhir. Jadi, bagi kita penghakiman terakhir bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sesuatu yang menggembirakan dan harus kita harapkan setiap hari. Tuhan memberkati.
Related posts