Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hukum Taurat dan Tuhan Yesus. Dua kata yang seringkali membingungkan banyak orang. Apakah Tuhan Yesus datang untuk meniadakan hukum Taurat? Apakah hukum Taurat dan Tuhan Yesus adalah dua poin yang tidak bisa disandingkan? Apakah Tuhan Yesus datang untuk membatalkan tuntutan hukum Taurat? Apakah Tuhan Yesus datang untuk membatalkan apa yang sudah Allah nyatakan sebelumnya di dalam Perjanjian Lama? Dalam sesi ini kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Apa yang dilakukan Yesus terhadap hukum Taurat? Matius 5:17-18 menggambarkan dengan sangat jelas bagaimana Tuhan Yesus mengantisipasi kesalahpahaman orang yang berpikir bahwa Dia memberikan ajaran yang benar-benar baru dan lebih ringan daripada hukum Taurat. Orang-orang ini juga berharap bahwa Yesus datang untuk meniadakan semua kesusahan itu. Tetapi kenyataannya Yesus mengatakan: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Bahkan Dia menegaskan: “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Dengan kata lain, Tuhan Yesus datang bukan untuk membatalkan atau meniadakan Hukum Taurat.
Lalu untuk apa Dia datang dalam kaitan dengan hukum Taurat? Pertama, Tuhan Yesus datang untuk memberikan esensi yang lebih agung dari hukum Taurat. Dia datang untuk menerangkan inti Taurat secara lebih esensial, lebih bermakna dan lebih mulia. Di dalam Matius 5, Tuhan Yesus beberapa kali mengatakan “kamu telah mendengar Firman ini, tetapi Aku berkata padamu . . .” Hal yang dikoreksi Tuhan Yesus adalah penafsiran orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat pada ayat tertentu dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yesus menjelaskan inti dari perintah yang ada di Perjanjian Lama itu dan Dia memberikan penafsiran-Nya yang lebih esensial dan mulia.
Sebagai contoh, yaitu ketika Tuhan Yesus menyinggung tentang larangan: “Jangan kamu berzinah!” Dia berkata “tetapi Aku berkata kepadamu, barangsiapa melihat perempuan dan menginginkannya maka ia sudah berbuat zinah” Dengan kata lain Tuhan Yesus ingin memberitahu bahwa esensi dari perzinahan sebetulnya bukan hanya kontak fisik, namun esensinya adalah apa yang kita lihat, apa yang ada di dalam pikiran kita, serta apa yang ada di dalam hati kita. Perzinahan itu pertama-tama terjadi di dalam bukan di luar dan itulah esensi dari hukum Taurat.
Tuhan Yesus juga pernah mengatakan “kamu mendengar mata ganti mata dan gigi ganti gigi tetapi Aku berkata kepadamu kasihilah musuhmu” (Mat. 5:38-42). Bahkan Tuhan Yesus mengatakan: bahwa walaupun orang yang berbuat jahat kepada kita, kita harus membalasnya dengan kebaikan. Apakah hal ini bertentangan? Sebetulnya tidak! Karena ketika kita melihat di Perjanjian Lama yang mengatakan “mata ganti mata dan gigi ganti gigi”, tujuan Tuhan supaya mereka berhati-hati dan tidak sembrono melakukan kesalahan kepada orang lain yang bisa merugikan orang lain, karena Tuhan yang akan menuntut balas secara adil.
Kedua, Tuhan Yesus datang untuk menaati hukum Taurat. Kegagalan kita dalam menaati hukum Taurat ditanggung oleh Yesus Kristus. Di dalam Roma 8:3-4 dikatakan: “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.”
Dengan daging yang sama, walaupun Tuhan Yesus tidak berdosa, Dia menaati hukum Taurat dengan sempurna. Ketika Tuhan Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban kepada Allah, maka Dia telah memberikan ketaatan yang sempurna. Apa yang gagal dilakukan oleh manusia telah dilakukan oleh Yesus Kristus. Tuhan Yesus menaati hukum Taurat dengan begitu sempurna sehingga kegagalan kita dalam menaati Hukum Taurat sekarang telah dikerjakan oleh-Nya. Ketika kita beriman kepada Kristus Yesus, mengakui kegagalan kita dalam menaati Taurat, mengakui ketidakberdayaan kita dalam mencapai keselamatan berdasarkan perbuatan baik, maka kita dibukakan jalan: melalui iman kepada Kristus sehingga kebenaran Kristus diperhitungkan menjadi kebenaran kita.
Ketiga, Tuhan Yesus datang untuk menanggung kutukan hukum Taurat bagi kita. Kita tahu, Alkitab mengajarkan bahwa orang yang tidak menaati Allah akan dihukum. Secara khusus dalam Galatia 3:10 dikatakan bahwa terkutuklah orang yang tidak menaati seluruh yang tercantum dalam hukum Taurat. Kita semua bagian dari orang-orang yang dikutuk itu dan Tuhan Yesus menanggung kutukan itu bagi kita. Dalam Galatia 3:10 dan 13 dikatakan bahwa Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib menanggung kutukan itu bagi kita. Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi Dia datang untuk meniadakan kutukan hukum Taurat atas orang-orang yang percaya. Dia datang bukan membatalkan hukum Taurat, tetapi Dia datang untuk menanggung kutukannya bagi kita. Tuhan memberkati.
Related posts