Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Kita sudah belajar bahwa Yesus Kristus Juruselamat kita adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Sekarang kita akan mempelajari sebuah pertanyaan: Mengapa Juruselamat kita harus Allah sekaligus manusia? Tapi kali ini kita hanya berfokus pada bagian yang pertama, yaitu: Mengapa Juruselamat kita harus Allah sendiri? Ada banyak alasan, tetapi hari ini kita akan membahas tiga saja.
Pertama, karena manusia tidak dapat menebus nyawa sesamanya. Saya akan membacakan dari Mazmur 49:8, LAI-TB menerjemahkannya begini, “Tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya.” Di dalam terjemahan yang lain, misalnya NIV (New International Version) ada sedikit perbedaan terjemahan, yaitu “Tidak seorang pun dapat memberi tebusan bagi sesamanya.” Jadi bukan tebusan bagi dirinya melainkan tebusan bagi sesamanya atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawa sesamanya. Berdasarkan terjemahan ini, maka Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membebaskan orang lain dan tidak ada seorang pun yang bisa memberikan tebusan untuk orang lain. Ini merupakan poin yang perlu kita pikirkan secara matang.
Bahkan kalau pun kita memiliki anggapan misalnya bahwa mata ganti mata, gigi ganti gigi, tetap saja apa yang digantikan tidak bisa sepenuhnya menggantikan apa yang hilang. Sebagai contoh misalnya ada seorang yang melakukan pembunuhan secara berantai yang sangat keji. Pelaku ini dinyatakan bersalah dan akan dihukum mati. Dia mati setelah dia membunuh orang lain. Kematiannya seolah-olah menggantikan kematian orang lain, tapi kita semua tahu bahwa hukuman mati untuk para pembunuh tidak akan pernah bisa menuntaskan keadilan dalam arti yang sempurna. Karena kehilangan satu orang itu tidak bisa dibayar dengan kehilangan orang yang lain. Hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan kita di dalam konteks keselamatan. Tidak ada satu orang pun yang bisa menjadi tebusan atau membayar tebusan untuk sesamanya. Seandainya Juruselamat kita hanyalah seorang manusia, maka Dia tidak bisa menebus orang lain.
Kedua, kalau pun manusia bisa menebus sesamanya, penebusannya sangat terbatas. Artinya, penebusan yang dilakukan satu orang tidak mungkin cukup untuk diberlakukan pada banyak orang. Kita semua tahu bahwa Yesus Kristus mati di atas kayu salib untuk menjadi tebusan. Dia bukan hanya menjadi tebusan untuk satu orang, tetapi menjadi tebusan untuk banyak orang. Dia menebus orang-orang pilihan. Satu tebusan diberikan untuk banyak orang. Penebusan satu manusia untuk satu manusia lainnya saja tidak bisa, apalagi penebusan satu manusia untuk banyak orang, jelas tidak bisa. Hanya Allah yang mampu melakukan itu.
Di kayu salib Tuhan Yesus menanggung siksaan neraka, Dia ditinggalkan oleh Bapa-Nya dan Dia berseru, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani!,” Pada waktu itu Tuhan Yesus sedang menanggung hukuman yang begitu luar biasa. Dia bukan hanya menanggung hukuman satu orang saja, tetapi Dia menanggung hukuman semua orang pilihan. Hukuman satu orang di neraka saja sudah tidak terbilang penderitaannya, apalagi kalau menanggung hukuman semua orang pilihan. Itu hanya bisa terjadi kalau Juruselamat kita adalah Allah.
Ketiga, Alkitab secara konsisten dan berulang-ulang mengajarkan bahwa keselamatan berasal dari Allah. Dalam Kitab Yunus 2:9 juga dikatakan bahwa keselamatan adalah dari Tuhan. Di dalam Roma 10:13, Paulus mengatakan, “Barangsiapa berseru pada nama Tuhan akan diselamatkan.” Keselamatan itu datangnya dari Tuhan, bukan dari manusia. Seandainya Juruselamat kita hanyalah seorang manusia saja dan Dia bukan Allah maka ayat itu tidak bisa berlaku atas kita. Karena mungkin kita akan selalu mencari celah dan alasan bahwa keselamatan kita bukan dari Allah, tetapi dari seorang manusia. Kalau keselamatan kita dari seorang manusia, maka sulit bagi kita untuk bersyukur kepada Allah.
Tetapi puji Tuhan, Alkitab mengajarkan kepada kita secara konsisten bahwa dalam hal keselamatan, manusia tidak memberikan andil apa pun, tidak ada jasa apa pun dalam diri manusia. Orang yang diselamatkan adalah orang yang berseru kepada nama Tuhan. Keselamatan bukan dari manusia, tetapi dari Tuhan sendiri. Juruselamat kita haruslah Allah sendiri, supaya ayat ini dapat benar-benar benar terjadi dalam hidup kita. Yesus Kristus adalah Allah yang sejati dan itulah jaminan untuk keselamatan kita.
Tuhan memberkati! Amin!
Related posts