Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Hari ini kita akan membahas aspek-aspek apa saja yang tercakup di dalam proses katekisasi.  Ada tiga aspek yang harus kita perhatian. 

Aspek pertama, adalah aspek perjumpaan pribadi (personal encountering).  Apa yang dimaksud dengan perjumpaan pribadi?  Katekisasi bukan hanya memberikan hal-hal yang berbau kognitif saja (yaitu menambah informasi atau mempertebal pengetahuan), tetapi katekisasi seharusnya juga membuat seseorang mengalami perjumpaan yang mengubahkan dengan Tuhan Yesus. 

Jadi katekisasi bukanlah sebuah proses yang kering, seperti yang biasa ditemukan pada kelas-kelas yang sangat berbau akademis, abstrak, dan teoritis.  Proses katekisasi seharusnya tidaklah seperti itu. Proses katekisasi membantu para katekumen untuk tahu dan mengalami.  Bukan hanya mengetahui tapi juga mengenal Allah secara pribadi.  Inilah yang disebut dengan aspek perjumpaan pribadi (encountering).

Aspek kedua adalah aspek pemagangan (apprenticeship).  Apa yang dimaksud dengan aspek pemagangan?  Aspek ini berbicara tentang pengetahuan-pengetahuan, konten, isi yang harus diketahui oleh para katekumen.  Mereka akan belajar tentang doktrin-doktrin dasar kekristenan.  Walaupun tidak mempelajari secara intensif, mendalaman, dan menyeluruh; para katekumen diajarkan utuk mengetahui dasar-dasar kekristenan yang penting.  Bukan cuma tentang doktrin-doktrin, tetapi juga tentang kehidupan, gaya hidup orang Kristen, dan kesalehan kristiani. 

Itu sebabnya di dalam bahan katekisasi kita akan menemukan pembahasan tentang Sepuluh Perintah Allah, doa, etika kristiani; karena memang di dalam aspek katekisasi, kita belajar isi, bukan hanya dari sisi doktrinal, tapi juga isi dari sisi praktika.  Kita belajar doktrin kristen, tapi juga belajar tentang kesalehan-kesalehan kristiani.  Ini semua ditujukan kepada kognitif para katekumen, yang disebut aspek pemagangan (apprenticeship)

Aspek yang ketiga adalah aspek pemasukan atau penggabungan ke dalam komunitas (initiation).  Para katekumen di dalam proses katekisasi, bukan hanya diajar tentang doktrin, kesalehan kristiani, dan perjumpaan pribadi dengan Allah; tetapi mereka juga dibimbing untuk mengenal gereja setempat.  Katekumen dibimbing untuk mengenal komunitas orang-orang percaya, yang di dalamnya Allah meletakkan mereka.  Itu sebabnya dalam katekisasi penting adanya percakapan pastoral, dimana para katekumen berbincang-bincang secara pribadi dengan para Hamba Tuhan, dimana mereka dibimbing dan diarahkan untuk mengenal tata dasar dan anggaran rumah tangga dari gereja dimana para katekumen akan dibaptis/di-sidi. 

Para katekumen juga akan dibimbing untuk mengetahui talenta apa saja yang Tuhan sudah berikan kepada mereka, sehingga pada akhirnya sesudah dibaptis atau setelah di-sidi, mereka bisa langsung terlibat di dalam pelayanan.  Ini yang disebut dengan aspek inisiasi.  Orang bukan hanya diajarkan isi, atau mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, tetapi juga diajarkan untuk berpartisipasi, berkontribusi, menjadi bagian dari umat Allah.  Bagian dari sebuah gereja lokal.

Dalam 2Timotius 3:10 disebutkan demikian, “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku”.  Paulus mendidik dan mengajar Timotius yang adalah anak rohaninya. Paulus mengatakan bahwa Timotius telah belajar banyak hal darinya.  Ternyata yang dipelajari oleh Timotius bukan hanya hal-hal yang berbau doktrinal, tetapi juga tentang kesucian, kasih, kesabaran, cara hidup Paulus. 

Jadi Paulus bukan hanya mengajarkan ajaran-ajaran dotrinal, tetapi juga mengajarkan kesalehan hidup.  Timotius juga belajar kasih, ketekunan, dan pendirian Paulus.  Semua ini menunjukkan bahwa proses pengajaran kristiani lebih daripada sekadar menambah pengetahuan.  Orang Kristen yang sejati tahu apa yang dia percayai, mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Allah, dan juga berpatisipasi secara aktif dalam komunitas orang percaya dimana Tuhan telah menempatkan mereka.

Apakah saudara sedang memikirkan untuk dibaptis, atau di-sidi, atau mungkin kita sudah dibaptis/ di-sidi?  Apakah kita sudah mengetahui dengan benar tentang doktrin-doktrin dan kesalehan-kesalehan kristiani?  Apakah kita telah mengalami perjumpaan pribadi yang mengubahkan dengan Tuhan?  Apakah saudara sudah siap untuk berpartisipasi, memberikan apa yang saudara bisa bagi gereja lokal, di mana Tuhan telah menempatkan saudara?  Tuhan memberkati kita.  Amin.