Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Setiap hari kita melakukan kesalahan, begitu pula orang lain. Di mata Tuhan, kesalahan kita kepada orang lain maupun sebaliknya, semuanya adalah dosa. Di dalam permohonan kelima Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa: “Ampunilah kami atas segala kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Apa yang Tuhan mau ajarkan melalui permohonan yang kelima ini? Permohonan ini menyadarkan kita akan dua hal, yaitu keseriusan dosa dan jaminan pengampunan melalui penebusan Yesus Kristus. Dengan menyadari kedua hal ini maka kita oleh anugerah Tuhan akan dimampukan untuk mengampuni orang lain.

Keseriusan dosa. Di dalam dunia yang kita hidupi sekarang ini -dengan konsep relativisme moralnya- orang seringkali menganggap sepi dosa dan menganggap dosa bukan hal yang terlalu serius. Bahkan ada orang yang mengatakan “benar atau tidak tergantung pada masing-masing orang atau budaya orang tersebut”. Namun tidak demikian dengan cara Allah melihat. Dosa begitu serius di mata Tuhan, dan para tokoh Alkitab benar-benar menyadari hal itu.

Contohnya adalah Daud. Di dalam Mazmur 51:5-7, Daud mengungkapkan penyesalannya atas perzinahan yang dilakukannya dengan Batsyeba, istri Uria. Dia mengatakan, “Terhadap engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat, …” Ayat 7 menunjukkan ia menyadari betapa seriusnya dosa, “Sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Dia menyadari betapa natur manusia sudah sedemikian rusak dan berdosa. Karena natur kita berdosa maka kita pun berdosa. Karena status kita di dalam Adam yang berdosa maka kita pun berdosa.

Jaminan pengampunan di dalam Kristus. Syukur kepada Allah karena kita bukan hanya disadarkan betapa seriusnya dosa tetapi juga tentang jaminan pengampunan di dalam karya penebusan Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus, status kita yang berdosa diubah menjadi status orang benar. Di dalam Yesus Kristus, kuasa dosa yang membelenggu kita sudah dipatahkan. Di dalam Yesus Kristus kita menerima firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus. Itu sebabnya ketika kita memohon ampun kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita memohonkannya dengan keyakinan dan dengan keberanian. 1Yohanes 1 mengatakan bahwa Allah itu setia dan adil. Jadi tidaklah menjadi masalah jika kita mengakui bahwa diri kita berdosa. Ini diajarkan dalam 1Yohanes 1:8, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.”

Jadi kita mengakui dosa kita, namun pada saat yang sama kita juga mengakui bahwa Allah adalah adil dan setia. Adil berarti Dia tetap akan memperhitungkan konsekuensi dosa kita. Setia berarti Dia mengampuni kita. Hal ini didasarkan pada kurban Kristus. Di dalam Ibrani 9:12 dikatakan Kristus masuk di ruang maha kudus sekali untuk selamanya mempersembahkan diri-Nya sendiri, kurban yang sempurna kepada Allah. Di dalam Efesus 1:6-7 juga dikatakan, “… Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa,…”. Di satu sisi kita menyadari betapa seriusnya dosa, tapi di sisi yang lain kita juga menyadari bahwa kurban Kristus sempurna bagi kita dan pengampunan-Nya dijamin oleh penebusan Kristus. Hal Ini terjadi bukan karena dosa kita sepele atau karena dosa kita sedikit; tetapi karena karya Kristus yang sempurna bagi kita.

Dengan menyadari dua hal itu dan ditolong oleh anugerah Tuhan, maka kita juga bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Orang yang tidak bisa menyadari betapa besarnya anugerah yang diberikan Tuhan, orang itu juga seringkali tidak mampu mengampuni orang lain. Di dalam Matius 18:21, Tuhan Yesus memberikan pelajaran dalam perumpamaan bahwa kita seharusnya mengampuni orang lain bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali. Artinya pengampunan yang kita lakukan kepada orang kain haruslah sempurna, tidak terbatas.

Tetapi bagaimana kita bisa mengampuni orang lain secara terus menerus? Yaitu dengan menyadari betapa besarnya hutang dosa kita kepada Tuhan. Ada seorang yang berhutang 10 ribu talenta (1 talenta = 6000 dinar) kepada seorang raja? Karena belas kasihan kepadanya maka raja mengampuni dan menghapus seluruh hutangnya. Namun orang tersebut justru menghukum temannya karena berhutang 300 dinar. Maka raja pun menghukumnya karena ia tidak tahu berterima kasih. Rahasia mengampuni adalah menyadari dosa kita kepada Tuhan yang tidak mungkin dikalahkan dosa orang lain kepada kita, bahkan sekalipun dosa orang tersebut dijumlah, tetap tidak melebihi dosa kita kepada Tuhan. Dosa begitu serius tetapi Allah mengampuni di dalam penebusan Kristus yang sempurna, karena itu sewajarnya kita mengampuni orang lain. Tuhan memberkati kita.