Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita akan membahas sebuah pertanyaan: Apakah orang Kristen dapat jatuh maupun hidup dalam dosa? Pertanyaan ini merupakan kelanjutan dari sesi yang kita bahas sebelumnya. Dalam sesi-sesi sebelumnya kita sudah melihat bahwa keselamatan kita di dalam Kristus bersifat pasti. Kalau kita sudah diselamatkan Kristus, maka keselamatan itu tidak bisa hilang. Hal ini membuat orang bingung dan salah paham, karena jika keselamatan kita tidak bisa hilang maka kita bisa seenaknya berbuat dosa. Jadi pertanyaan ini menjadi sangat penting sekali.
Kita perlu membedakan dua istilah di dalam pertanyaan ini, yaitu “jatuh” dan “hidup”. Orang kristen masih dapat jatuh dalam dosa. Alkitab menyatakannya dengan jelas, bahkan para rasul mengakuinya bahwa mereka adalah orang-orang berdosa. 1 Timotius 1:15 menyatakan “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, ” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Rasul Paulus menyadari betapa berdosanya dirinya di hadapan Tuhan. Lalu Yakobus, penulis surat Yakobus, saudara Yesus, dan yang di awal masa kekristenan disebut “James the Just”, atau orang yang saleh dalam Surat Yakobus 3:2a, dia menuliskan “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal.” Dia memakai kata ganti ‘kita’ yang berarti mencakup dia dan penerima surat. Bukan hanya bersalah dalam satu atau dua hal, tetapi kita semua bersalah dalam banyak hal.
Jika para rasul yang begitu dekat dengan Tuhan dan begitu luar biasa dalam relasinya dengan Tuhan mengakui keberdosaannya, bahkan Yakobus yang dikenal sebagai orang yang saleh juga mengakui keberdosaannya, maka tidak heran bahwa orang-orang Kristen juga bisa jatuh dalam dosa. Rasul Yohanes dalam Surat 1 Yohanes 1:8, 10 menuliskan: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita… Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta”. Kita tahu bahwa setiap orang pasti berbuat dosa, bahkan ketika orang itu sudah berada di dalam Yesus Kristus itu, orang tersebut masih tetap bisa jatuh dalam dosa. Tidak ada seorangpun yang kebal dengan dosa.
Jika kita melihat dalam Perjanjian Lama, kita juga bisa menemukan Daud yang begitu dekat dengan Tuhan. Namun Daud juga bisa melakukan dosa, bahkan dosa yang begitu luar biasa, berzinah dengan istri orang lain dan menggunakan berbagai konspirasi untuk menutupi dosanya. Kemudian Daud membunuh Uria suami Batsyeba. Daud seorang yang begitu dekat dengan Tuhan pun juga bisa jatuh dalam dosa. Salomo juga mengakui dalam doanya pada waktu menahbiskan Bait Allah, bahwa tidak ada seorang pun di muka bumi yang tidak berbuat dosa (1Raj 8:46). Entah orang itu di luar Kristus ataupun di dalam Kristus, kita semua berbuat dosa.
Namun sekali lagi, kita perlu membedakan antara istilah ‘jatuh’ dan ‘hidup’. Orang yang sudah hidup dalam Kristus bisa jatuh di dalam dosa, tetapi tidak mungkin hidup dalam dosa. 1 Yohanes 3:9, menyatakan “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Penulis yang sama, yaitu Yohanes dalam pasal 1 mengatakan bahwa: semua orang pasti berbuat dosa, jika ada orang yang mengaku tidak berdosa, maka ia berdusta dan menjadikan Allah pendusta. Tetapi penulis yang sama pula dalam pasal 3 menyatakan bahwa kita yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi. Apa maksud kedua ayat yang tampak berkontradiksi ini?
Jika kita membaca secara teliti melalui teks Yunaninya, maka kita akan menemukan bahwa kuncinya terletak pada hal ini: Orang yang sudah lahir dari Allah, tidak mungkin terus menerus berbuat dosa. Dia bisa jatuh tetapi juga akan bangkit kembali, seperti yang dikatakan Alkitab, orang benar bisa jatuh tujuh kali, tetapi orang benar juga pasti akan bangkit kembali (Ams. 24:16). Orang benar yang sudah jatuh, tidak akan tergeletak karena Tuhan akan menopang tangannya (Maz. 37:24). Kita bisa saja jatuh, tetapi kita tidak akan hidup terus menerus di dalam dosa. Orang yang masih hidup terus menerus dalam dosa, berarti ia belum lahir dari Allah dan belum menyadari betapa menjijikkannya dosa di mata Allah yang kudus, serta belum menikmati indahnya kesucian di mata Allah.
Sebagai penutup bagian ini, saya ingin menceritakan sebuah ilustrasi. Suatu kali saya melewati sebuah jalan yang tergenang oleh banjir. Lalu saya melihat anak-anak di sana yang sedang bermain-main dengan senangnya, mereka berenang di air yang kotor itu. Lalu anak saya mengatakan betapa menjijikkannya mereka. Apakah anak-anak itu tidak tahu bahwa itu adalah hal yang kotor dan menjijikan? Lalu saya memberitahukan anak saya bahwa papanya dulu saat tinggal di kampung juga melakukan hal yang kotor seperti yang dilakukan anak-anak itu. Kemudian anak saya kembali bertanya, “Jika papa sekarang disuruh berenang di air yang kotor itu lagi, papa mau atau tidak?”. Saya jawab, “Jelas tidak!” Karena saya sudah tahu betapa menjijikkannya air itu, dan saya sudah menikmati betapa nikmatnya air yang bersih. Seperti itu pula hidup kita di dalam Kristus. Kalau kita sudah di dalam Kristus, kita pasti membenci dosa sehingga kita tidak mungkin hidup di dalam dosa. Tuhan memberkati.
Related posts