Mengenang 6 tahun kepergian Dkn. Joseph Lucman.
Bukan kebetulan Beliau menyandang nama Joseph. Di dalam Alkitab, ada tokoh PL yang bernama Yusuf (Inggris: Joseph). Beberapa sarjana Alkitab memandang Yusuf sebagai tipologi Kristus. Salah satu kelebihan Yusuf dibandingkan tokoh-tokoh Alkitab lainnya adalah sifatnya yang peramah dan pemaaf. Dalam Alkitab, tidak sedikitpun ada catatan tentang kemarahan Yusuf. Sebaliknya, Yusuf justru digambarkan sebagai seorang yang penuh ketabahan dan pengampunan.
Dalam interaksi pelayanan dengan Beliau, saya melihat karakter Yusuf ini dalam diri Pak Joseph. Bukan satu kali saya menyampaikan ketidakpuasan saya terhadap sistem dan situasi bersinode kita. Hal yang berkesan bagi saya Beliau dengan sabar menyimak segala kegelisahan saya. Mungkin Beliau juga tak punya solusi instan bagi persoalan kita, tapi paling tidak saya merasa Beliau bersimpati dan mau berbuat apa saja demi kebaikan sinode kita.
Trip terakhir bersama Beliau begitu berkesan bagi saya. Waktu itu bulan Oktober 2013. Selama beberapa hari kami bersama Ibu Shirley Lucman dan Pak Heru Tjokro, melakukan visitasi MPH ke Jemaat Palu, Donggala, Palolo, dan Bambamone di Sulawesi Tengah. Sepanjang perjalanan diwarnai dengan diskusi yang seru tentang sinode, jemaat, sekolah Zion, dan lain-lain.
Saya mengenal pak Joseph sebagai pribadi yang teliti. Secara khusus dalam kaitan dengan tugasnya sebagai Bendahara Sinode. Mungkin ada satu atau beberapa pandangan beliau yang sulit untuk saya terima, tetapi siapakah yang berani meragukan ketulusan beliau dalam menggawangi perbendaharaan sinode kita? Pak Joseph senantiasa siap sedia membantu mencari solusi bagi setiap permasalahan sinode. Dalam menengahi sebuah permasalahan di sinode, pendekatannya bukan debat, tapi pendekatan pribadi pada pihak yang bertikai. Tidak pernah terdengar di telinga kami beliau mengeluh. Dalam rapat beliau selalu terlihat tenang dalam menghadapi segala persoalan pelayanan sinode. Pribadinya yang tenang memberikan kesejukan tersendiri bagi saya. Ada rasa aman ketika beliau hadir. Dari mulut beliau kami banyak mendengarkan nasihat bijaksana, bahkan dalam situasi yang sangat sulit sekalipun,
Kamis, 17 April 2014, Beliau telah berpulang ke rumah Bapa. Bagi orang percaya, selalu ada suka dibalik duka. Lalu apa berita sukacita dari kepergian Pak Joseph? Bagiku, kepergiannya ke rumah Bapa mendahului kita, membuat rumah Bapa itu terasa lebih dekat dan lebih nyaman, karena orang yang kita tahu mengasihi kita ada di sana sekarang.
Kini pak Joseph Lucman telah berada di surga. Dia menjadi saksi iman bagi kita. Biarlah pemikiran dan hal-hal yang baik dari Beliau boleh terus menginspirasi kita. Semoga bagi Kristus Tuhan kita, kita bisa melakukan pelayanan yang sama baiknya atau bahkan yang lebih baik daripada yang pernah ditorehkan oleh almarhum bapak Joseph Lucman. Sampai jumpa lagi pak Joseph, dalam reuni keluarga besar GKKA INDONESIA di rumah Bapa kita.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
(Ibrani 12:-1-2)
Related posts