Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Dalam sesi yang lalu kita sudah belajar apa itu Wahyu Umum dan apa saja yang termasuk di dalam Wahyu Umum. Kali ini kita akan belajar tentang Wahyu Khusus dan apa saja yang termasuk di dalam Wahyu Khusus.
Wahyu Khusus berarti penyataan diri Allah pada zaman tertentu, untuk orang-orang tertentu, dan dengan cara yang tertentu. Berarti ini berbeda dengan Wahyu Umum yang ditujukan kepada semua manusia di segala tempat dan abad. Lalu apa yang termasuk pada Wahyu Khusus?
Pertama, berita para nabi dan rasul. Para nabi sering mengatakan: “firman Tuhan datang kepadaku”. Atau di dalam tulisan para nabi, Tuhan berfirman kepada mereka. Misalnya di dalam Yeremia 1:4 dan di dalam bagian kitab nabi lainnya, kita akan banyak menemukan Tuhan berfirman kepada mereka. Jadi apa yang disampaikan oleh nabi itu merupakan firman dari Allah atau Allah yang menyatakan diri-Nya. Begitu juga halnya para rasul, seringkali menyebut bahwa apa yang mereka sampaikan, yaitu Injil, merupakan firman kebenaran. Ketika mereka mengatakan itu, misalnya di dalam Efesus 1:13 atau Roma 10:17, para rasul dengan jelas menyebut berita Injil yang mereka beritakan adalah firman Kristus dan firman kebenaran. Berarti apa yang diberitakan oleh mereka secara lisan merupakan firman Tuhan (Wahyu Khusus) dari Allah.
Kedua, melalui inkarnasi Yesus. Di dalam Yohanes 1:18 dikatakan, “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Dengan demikian seluruh hidup Yesus ketika Dia berada di dalam dunia merupakan penyataan diri Allah. Allah yang tidak terlihat, bersifat Roh, dan tinggal di dalam kemuliaan yang tidak terhampiri oleh manusia; sekarang menyatakan diri melalui Yesus Kristus, yang menjadi manusia dan diam di antara kita. Jadi kita bisa melihat kemuliaan Allah, sifat-sifat Allah, tindakan-tindakan Allah melalui inkarnasi Tuhan Yesus. Manusia Yesus Kristus, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati menyatakan dengan sempurna siapa Allah itu. Dari sini kita bisa melihat bahwa apa pun yang dikatakan dan dilakukan Yesus, juga apa pun yang bisa kita tangkap dari kehidupan dan pelayanan-Nya semasa inkarnasi-Nya, adalah penyataan Allah yang khusus bagi kita.
Ketiga, melalui Kitab Suci. 2 Timotius 3:16 mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Terjemahan yang tepat pada ayat ini adalah “segala tulisan adalah diilhamkan Allah dan bermanfaat”. Segala tulisan di sana merujuk kepada kitab-kitab di dalam Perjanjian Lama. Jadi kitab-kitab di dalam Perjanjian Lama merupakan tulisan yang diilhamkan oleh Allah atau dalam bahasa Yunaninya disebut “dinafaskan oleh Allah.” Hal ini berarti apa yang tertulis melalui pengilhaman Roh Kudus, Allah menafaskan itu di dalam tulisan Kitab Suci, sama berotoritasnya dengan firman Allah secara langsung di dalam sejarah. Segala tulisan, segala kitab-kitab di dalam Perjanjian Lama adalah firman Allah karena dinafaskan oleh Allah.
Demikian pula segala kitab Perjanjian Baru. Petrus menyebutkan tentang tulisan-tulisan Paulus demikian: ” . . . Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. Petrus menyetarakan tulisan-tulisan Paulus dengan tulisan-tulisan Kitab Suci yang lain. Artinya, tulisan-tulisan Paulus pun dianggap sebagai Kitab Suci dan sebagai firman Allah.
Ini merupakan hal yang luar biasa bagi kita. Allah bukan hanya berbicara di dalam sejarah. Allah bukan hanya menyatakan diri-Nya secara sempurna melalui inkarnasi Anak-Nya, Yesus Kristus. Tetapi Allah juga telah memberikan firman-Nya kepada kita. Ia telah memberikan firman-Nya secara khusus bagi kita, sehingga kita memiliki firman Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu. Itu merupakan cara Allah menyatakan diri-Nya.
Oleh karena itu kita perlu benar-benar mengerti tentang hal ini, dan sekaligus berhati-hati terhadap fenomena yang sekarang banyak beredar, antara lain: penglihatan, mimpi, nubuat, mendengar suara Tuhan; yang tidak jelas kebenarannya. Mari kita menghargai apa yang sudah Allah nyatakan kepada kita secara khusus, yaitu berita lisan yang disampaikan oleh para nabi dan para rasul, melalui inkarnasi Yesus Kristus ke dalam dunia, dan melalui Kitab Suci yang Allah sudah berikan kepada kita. Jadi seharusnya respon kita adalah bersyukur dan membaca firman Tuhan dengan teliti. Tuhan memberkati kita, amin.
Related posts