Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Ada banyak hal tentang akhir zaman yang sukar untuk dipahami, salah satunya adalah neraka.  Di dalam Alkitab terdapat beberapa keterangan untuk menggambarkan neraka.  Hari ini kita akan belajar: Apakah gambaran yang dipakai di dalam Alkitab untuk neraka adalah gambaran yang harus kita pahami secara hurufiah?  Secara khusus kita akan membahas tentang api yang menyala-nyala dan tidak pernah padam, kegelapan yang paling gelap dan ulat yang tidak bisa mati.  Tiga gambaran ini sering muncul di dalam Alkitab terutama di dalam kitab-kitab Injil. Apakah gambaran-gambaran ini harus kita pahami secara hurufiah?  Jawabannya adalah:  Tidak!  Neraka memang benar-benar ada dan merupakan tempat hukuman bagi orang-orang yang berdosa; tapi bukan berarti gambaran yang ada harus dipahami secara hurufiah.   Setidaknya ada dua alasan:

Pertama, istilah “neraka” di dalam Alkitab merupakan istilah yang bersifat figuratif.  Salah satu kata yang digunakan Alkitab untuk menggambarkan neraka adalah “gehenna”.  Pada masa Yesus kata ini sudah digunakan untuk menggambarkan tempat pembuangan sampah yang ada di luar kota Yerusalem.  Orang-orang di situ pasti tahu ketika Tuhan Yesus menyebut “neraka” dengan istilah “gehenna”, maka itu merujuk pada tempat untuk pembakaran.  Istilah yang dipakai saja adalah istilah yang umum pada waktu itu dan bersifat figuratif.

Kedua, jika gambaran neraka ditafsirkan secara hurufiah, beberapa hal nampak tidak masuk akal.  Coba kita pikirkan, bagaimana mungkin di sebuah tempat dimana ada api yang terus-menerus menyala tapi pada saat yang sama juga ada kegelapan yang paling gelap.  Jelas ini tidak logis. Kalau di tempat itu ada api, berarti tidak mungkin di tempat itu ada kegelapan yang paling gelap.  Sulit untuk memahami hal ini secara logis jika kita menafsirkannya secara hurufiah. Begitu pula dengan keberadaan ulat-ulat di neraka.  Kita mungkin perlu bertanya: Mengapa di antara semua binatang, hanya ulat yang disebutkan berada di neraka?  Apa salah ulat di sana?  Lalu bagaimana ulat itu bisa ada di antara api yang menyala terus-menerus, tetapi ulat itu tidak bisa mati?  Jika kita memahami tiga gambaran ini secara hurufiah, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang tidak logis atau tidak masuk akal.  

Tetapi sekali lagi saya ingin menandaskan bahwa ketika kita menafsirkan hal-hal tersebut tidak secara hurufiah, bukan berarti siksaan neraka itu tidak ada.  Siksaan neraka adalah nyata.  Tapi apakah inti dari neraka?  Alkitab mengajarkan di dalam 2Tesalonika 1:9, bahwa orang-orang yang dihukum binasa selama-lamanya adalah orang-orang yang dipisahkan dari hadirat Allah, dipisahkan dari kekuatan Allah, dan dipisahkan dari kemuliaan Allah.  Jadi inti dari hukuman di neraka  adalah keterpisahan yang total dari Allah.  Inti ini sebetulnya jauh lebih menakutkan daripada semua gambaran yang ada. 

Ada beragam kata yang digunakan Alkitab untuk menggambarkan tentang neraka, karena memang tidak ada satu kata pun yang bisa menggambarkan secara utuh betapa menyiksanya, betapa menyedihkannya dan betapa menyengsarakannya keadaan yang tanpa hadirat Tuhan. Mari saya jelaskan sedikit supaya kita semakin memahami.  Di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini, sebetulnya kejahatan dan penderitaan bukanlah hal yang mengagetkan.  Kita tiap hari berjumpa dengan penderitaan.  Tapi kita juga sekaligus masih mengalami dan masih menyaksikan anugerah Tuhan dan kehadiran Tuhan di dalam dunia ini.  Kita masih menikmati musim yang teratur.  Tuhan masih memberikan pemeliharaan-Nya secara umum: ada hujan, ada keadilan, ada hati nurani, ada banyak hal yang Tuhan masih pakai untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang nyaman untuk didiami.  Bahkan ketika kita menderita pun di dalam dunia ini, selalu ada anugerah Tuhan.  

Ketika ada orang sakit, maka di dunia ada dokter, ada perawat, ada obat untuk menyembuhkan penyakit itu.  Ketika obat dokter dan perawat tidak bisa lagi menyembuhkan, masih ada obat untuk menghilangkan rasa sakit.  Walaupun tidak mungkin sembuh, tetapi rasa sakitnya masih bisa dihilangkan.  Bahkan ketika rasa sakit tidak lagi bisa dihilangkan, di dalam dunia ini masih ada kematian.  Bagi banyak orang yang sangat menderita dengan penyakit di dalam tubuhnya dan rasa sakit yang tidak terkatakan, kematian itu sendiri seringkali dipahami sebagai bentuk anugerah dan bentuk kebaikan.  Semua ini tidak akan ada lagi di neraka.  

Semua hal tadi menunjukkan masih adanya hadirat Tuhan dan masih adanya kebaikan Tuhan di dalam dunia.  Tetapi nanti di neraka semuanya tidak ada lagi sama sekali.  Betapa mengerikannya keadaan itu.  Tidak ada hadirat Tuhan sama sekali di neraka.  Di dalam kitab Wahyu ini neraka disebut sebagai “cawan hukuman Tuhan, anggur yang tanpa campuran.” (Why 14:10).  Allah akan memberikan hukuman yg benar-benar luar biasa kepada orang-orang yang menolak Dia.  Ini merupakan gambaran yang jauh lebih mengerikan daripada gambaran-gambaran yang tadi kita sudah bahas.  Inti dari neraka ini jauh lebih mengerikan daripada gambaran yang ada.  Tuhan memberkati kita.