Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Hari ini kita akan melanjutkan jawaban untuk pertanyaan:  Bagaimana kita mengetahui bahwa Alkitab adalah firman Allah?  Petunjuk atau pedoman ketiga untuk kita mengetahui Alkitab adalah firman Allah berasal dari kesaksian Roh Kudus di dalam diri orang percaya.  Ini merupakan kebenaran yang tampaknya sederhana namun kebenaran ini menjadi penting untuk kita pahami.  Di dalam Yohanes 16:13-14 Tuhan Yesus berbicara tentang kedatangan Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran yang akan membimbing semua orang yang percaya untuk mengingat, memahami, dan menaati perkataan Tuhan Yesus.  Dengan demikian apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus sangat berkaitan dengan bagaimana kita memahami dan mempercayai firman Allah.

Hal yang sama juga disinggung Rasul Yohanes di dalam 1 Yohanes 2:20 dan 27; di sana Rasul Yohanes berbicara tentang pengurapan yang diterima oleh orang-orang percaya dari Roh Kudus.  Pengurapan itulah yang membimbing orang-orang percaya untuk mengetahui kebenaran dan untuk mendeteksi ketidakbenaran atau dusta.  Roh Kudus meyakinkan kita dan membuat kita mengerti tentang kebenaran.  Sebaliknya, Alkitab juga mengatakan bahwa orang-orang yang belum mengenal Tuhan dan belum di dalam Kristus tidak mungkin bisa memahami hal-hal yang bersifat rohani. 

Dalam 1 Korintus 2:13-14 Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang duniawi tidak mungkin bisa memahami hal-hal yang rohani.  Hanya melalui Roh Kudus maka orang bisa memahami hal-hal yang rohani.  Bagi orang-orang duniawi, maka hal-hal yang rohani tampak seperti sebuah kebodohan (1 Kor. 1:18, 21).  Mengapa mereka tidak bisa melihat Injil dengan benar dan tidak bisa mempercayai kebenaran ini?  Karena memang tidak ada Roh Kudus di dalam diri mereka.  Menurut 2 Korintus 4:4 pikiran mereka telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga dengan kekuatan sendiri mereka tidak mungkin untuk menerima dan memahami kebenaran.  Hanya jika Roh Kudus melahirbarukan mereka dan bekerja di dalam diri mereka, maka mereka bisa memahami kebenaran Alkitab.

Saya akan memberikan satu contoh dari Lukas 24, kisah tentang pembicaraan Tuhan Yesus dengan dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus.  Di dalam perjalanan itu kedua orang murid ini tidak menyadari bahwa mereka sedang berbicara dengan Tuhan Yesus.  Lalu setelah Tuhan Yesus memecahkan roti dan melakukan hal-hal yang mengingatkan mereka tentang siapa diri-Nya, maka mereka bisa mengerti siapa Tuhan itu.  Pada saat Tuhan Yesus bersama dengan mereka, maka Allah membuka pikiran mereka sehingga mereka mengerti apa yang dikatakan oleh kitab suci.

Semua orang bisa membaca Alkitab, tetapi tidak semua orang bisa percaya kepada Alkitab.  Semua orang yang membaca Alkitab, tetapi belum tentu semua orang mengerti Alkitab.  Untuk mengerti dan percaya pada Alkitab dibutuhkan lebih daripada sekadar latihan intelektual atau kemampuan membaca;  kita  membutuhkan intervensi Roh Kudus di dalam diri kita.  Roh Kudus yang memimpin kita untuk membaca, mengerti, dan mempercayai Alkitab sebagai firman Allah.  Kebenaran ini memang adalah kebenaran yang tampak subjektif.  Tetapi kebenaran yang subjektif belum tentu merupakan kebenaran yang salah, karena kebenaran mengandung unsur subjektivitas dan mengandung unsur objektivitas.  Kalau kebenaran hanya mengandung unsur subjektivitas saja, maka itu perlu diragukan.  Tetapi kebenaran yang penuh makna pasti juga mengandung unsur subjektivitas.

Dalam edisi yang lalu saya sudah jelaskan mengapa Alkitab memiliki ciri-ciri yang membuat kita yakin Alkitab adalah firman Allah.  Itu adalah hal-hal yang bersifat objektif, yang bisa kita uraikan secara panjang lebar dari sisi apologetika untuk menunjukkan bahwa Alkitab benar-benar firman Allah.  Alkitab lebih bisa dipercaya daripada kitab-kitab yang lain.  Tetapi dalam edisi ini saya ingin menegaskan tentang nilai subjektivitas Alkitab; keyakinan kita yang subjektif terhadap Alkitab yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri kita.  Kita diyakinkan melalui pekerjaan Roh-Nya yang kudus bahwa Alkitab adalah firman Allah. 

Pada saat kita membaca Alkitab dan mengalami kebingungan, Roh Kudus akan membantu kita untuk tidak cepat-cepat mengambil sebuah kesimpulan atau konklusi yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab.  Selanjutnya Roh Kudus akan memimpin kita untuk mengetahui kebenaran yang lebih luas dan mendalam, sehingga kebingungan kita tidak berujung pada ketidakpercayaan.  Tetapi sebaliknya, kebingungan kita dapat berujung kepada iman yang semakin mengerti dan semakin kuat. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam diri kita.  Kesaksian Roh Kudus menolong kita untuk mengetahui bahwa Alkitab adalah firman Allah.  Kita patut  bersyukur karena Roh Kudus ada di dalam diri kita dan selalu menjaga kita di dalam kebenaran.  Tuhan Yesus memberkati!