Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko
Hari ini kita akan membahas sebuah pertanyaan: Apakah kita mempercayai tiga Allah? Sesuai dengan Alkitab, kita percaya bahwa Allah adalah satu. Berkali-kali Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah satu, misalnya di dalam teks yang terkenal: Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4). Berkali-kali keesaan Allah diajarkan di dalam Alkitab, sehingga tidak mungkin Alkitab itu mengajarkan Allah lebih dari satu. Allah hanya satu.
Tetapi mengapa ada orang yang punya pikiran bahwa orang Kristen itu mempercayai tiga Allah? Kita perlu mengenal dua istilah di sini. Istilah yang pertama adalah Tritunggal, sebagaimana yang diajarkan oleh Alkitab. Istilah yang kedua adalah Triteisme, yaitu konsep tentang tiga Allah.
Ada orang-orang tertentu yang menolak menggunakan istilah Tritunggal, karena menurut mereka Tritunggal itu konsepnya mirip dengan agama lain yang mempercayai tiga Allah. Namun sesungguhnya, Tritunggal sama sekali berbeda dengan Triteisme. Di dalam Triteisme diajarkan ada tiga Allah dan tiga pribadi, tetapi di dalam Tritunggal diajarkan hanya satu Allah dan satu Allah ini menyatakan diri di dalam tiga pribadi. Satu hakikat tiga pribadi, itu Tritunggal. Triteisme mengajarkan tiga Allah tiga pribadi, Tritunggal bukan hanya mengajarkan satu hakikat tiga pribadi, tetapi Tritunggal juga menegaskan bahwa pribadi-pribadi ini setara; sama-sama sempurna, sama-sama berkuasa, dan setara, karena semuanya adalah Allah, dalam arti pribadi-pribadi itu adalah satu Allah. Karena satu, maka semua sifatnya adalah setara. Ini berbeda dengan konsep di dalam Triteisme, yang biasanya mengenal tingkatan-tingkatan.
Perbedaan lain antara Tritunggal dengan Triteisme adalah di dalam Tritunggal ada kesatuan. Kalau kita membaca Alkitab dengan teliti, maka kita akan menemukan bahwa di dalam penciptaan, tiga pribadi dalam satu Allah itu turut bekerja bersama-sama. Misalnya di dalam Kejadian 1 dinyatakan, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Ini berarti Roh Allah terlibat di dalam penciptaan. Di bagian lain dalam Alkitab dikatakan: “Engkau menghembuskan nafas-Mu atau roh-Mu dan semuanya tercipta (Maz. 104:30). Ini berarti paling tidak dari Kejadian 1 kita tahu: Allah mencipta, Roh-Nya turut menciptakan. Di dalam Yohanes 1:3-4 dikatakan bahwa, Anak Allah (logos) itu juga terlibat di dalam penciptaan, bahkan dinyatakan di sana: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia yaitu Yesus Kristus, dan tanpa Yesus Kristus tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ini berarti bahwa dalam penciptaan, Allah Tritunggal terlibat semuanya.
Alkitab memberitahu kita bahwa Allah Tritunggal juga terlibat di dalam penebusan. Bapa yang mengutus Anak untuk menebus umat manusia. Anak yang menebus, mati di atas kayu salib menebus dosa-dosa umat pilihan-Nya, dan Roh Kudus terlibat untuk mengaplikasikan penebusan Kristus dalam diri anak-anak Allah, orang-orang pilihan Allah. Jadi semuanya terlibat di dalam pekerjaan yang sama.
Alkitab juga memberitahu kita bahwa Allah Tritunggal juga terlibat di dalam pelayanan gerejawi. Kalau kita membaca di dalam 1 Korintus 12:4-6, maka kita akan menemukan: Bapa terlibat di dalam pemberian karunia dan berbagai perbuatan ajaib; demikian pula dengan Tuhan Yesus Kristus terlibat di sana; dan Roh Kudus juga terlibat di sana. Jadi, di dalam segala hal, Allah Tritunggal bekerja bersama-sama.Â
Ini berbeda dengan konsep Triteisme, karena di dalam konsep Triteisme ada pembagian; yang pertama tugasnya mencipta, yang kedua mungkin tugasnya untuk memelihara; dan yang lain tugasnya untuk merusak. Bahkan di dalam konsep politeisme yang lain (yang jumlahnya tidak selalu tiga/Triteisme), kita sering mendengar: Dewa A bertengkar dengan Dewa B, atau Dewa A dan Dewa B berkomplot melawan Dewa C, dan seterusnya. Konsep-konsep semacam itu tidak ada di dalam Alkitab.
Alkitab mengajarkan Tritunggal, yaitu satu Allah yang menyatakan diri di dalam tiga pribadi. Satu hakikat menyatakan diri dalam tiga pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Semuanya sempurna karena satu hakikat. Maka semua sifat-Nya setara dan sempurna. Ketiganya melakukan pekerjaan bersama-sama. Itulah konsep Tritunggal di dalam Alkitab, dan ini berbeda sekali dengan konsep Triteisme.
Kiranya kita semakin mengenal siapa Allah kita dan kiranya kita semakin mengagumi Dia, Allah yang rasional sekaligus melampaui rasio kita. Kiranya konsep Tritunggal ini membuat kita semakin kagum dan memuji Dia. Tuhan memberkati kita.
Related posts