Kita sudah belajar bahwa Allah memilih kita sebelum dunia dijadikan dan bahwa pilihan Allah tidak mungkin gagal. Siapapun yang dipilih Allah sejak kekekalan, pasti akan dipanggil Allah secara efektif untuk menerima keselamatan. Pertanyaan yang kita bahas hari ini adalah: Setelah kita diselamatkan, apakah keselamatan di dalam Kristus bisa hilang? Atau dengan kata lain: Apakah orang sekali selamat tetap selamat? Ini merupakan pertanyaan yang penting untuk direnungkan, karena salah satu keunikan konsep keselamatan menurut konsep kekristenan adalah kepastiannya. Bukan moga-moga selamat, tetapi kita pasti selamat di dalam Yesus Kristus. Dalam edisi kali ini, kita akan membahas tiga alasan mengapa kita yakin siapa saja yang sudah diselamatkan dalam Kristus, orang itu pasti tetap dalam keadaan seperti itu.

Pertama, karena kehidupan yang dijanjikan Kristus kepada kita disebut sebagai “kehidupan kekal”. Kata ini muncul berkali-kali dalam Alkitab, misalnya 1 Yohanes 1:2 di sana digunakan kata “hidup kekal”. Lalu di dalam 1 Petrus 1:4 dijelaskan bahwa hidup kekal itu tidak dapat layu, tidak dapat cemar, dsb. Hal ini berbicara tentang permanensi atau kekekalan hidup di dalam Kristus. Kalau memang istilah yang digunakan Alkitab adalah “hidup kekal”, berarti bahwa sekali kita menerima hidup itu, maka hidup itu tidak mungkin bisa berhenti atau musnah atau hilang. Kalau hidup itu bisa hilang, bisa musnah, dan bisa berhenti; maka hidup itu tak layak disebut sebagai hidup kekal. Kita semua percaya bahwa kita bukan hanya menerima hidup di dalam Kristus, tapi kita menerima hidup kekal di dalam Kristus.

Kedua, karena Allah sendiri berjanji untuk menjaga kita. Di dalam 1 Petrus 1:5, dikatakan bahwa Allah menjaga kita dan Ia memastikan bahwa semua/segala sesuatu yg berhubungan dengan keselamatan kita akan baik-baik saja. Ia menguatkan dan memelihara kita dengan kekuatan-Nya. Rasul Petrus mengatakan hal yang sama dalam 1 Petrus 5:10 “Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu . . .” Juga di dalam Yoh. 10:28-29, Tuhan Yesus berkata: “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”

Kita mungkin lemah, tetapi ada tangan kuat yang memegang kita. Allah berjanji untuk menjaga dan memelihara kita. Allah tidak berjanji bahwa keselamatan kita tidak akan pernah menghadapi goncangan. Allah tidak berjanji bahwa iman kita akan selalu kuat. Allah tidak berjanji bahwa perjalanan kita bersama dengan Dia pasti akan mulus-mulus saja. Tetapi Allah berjanji untuk memelihara iman kita di dalam kekuatan-Nya. Dia akan melakukan segala yang Dia bisa, untuk memastikan bahwa kita tetap berada di dalam iman

Ketiga, karena Allah mengerjakan kemauan dan kemampuan bagi kita. Di dalam Filipi 2:12, Paulus memuji ketaatan yang ada pada jemaat di Filipi. Dari awal, ketika Paulus merintis jemaat di sana, mereka sangat suportif terhadap Paulus dengan cara membantunya dalam pelayanan. Jemaat Filipi termasuk jemaat yang sepi masalah. Bukan berarti mereka tidak punya masalah, tetapi mereka terbilang jemaat yang baik dan Paulus memuji ketaatan mereka. Paulus memberikan nasihat kepada mereka “tetaplah kerjakan keselamatanmu”. Dalam bahasa Yunani kata “mengerjakan” lebih tepat diterjemahkan dengan kata “menyelesaikan”. Bukan “work for your salvation”, tetapi “work out your salvation”. Kita sudah diselamatkan dan kita mau membuktikan keselamatan kita. Menariknya, setelah Paulus memberikan nasihatnya untuk senantiasa taat, dia kemudian memberikan alasannya: “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (ay. 13).

Jadi Allah yang bekerja memampukan orang untuk taat. Sekali Allah menyelamatkan seseorang, Allah akan terus mengerjakan kemauan untuk menaati Dia di dalam diri orang itu. Jadi sangatlah keliru jika ada orang yang mengatakan: “sekali selamat, tetap selamat; kita tetap boleh melakukan dosa seenak kita”. Hal ini tidak pernah diajarkan oleh Alkitab. Alkitab mengajarkan sekali selamat tetap selamat, tetapi Allah memastikan keselamatan kita, dengan cara membuat kita mampu untuk menaati Dia. Kiranya penjelasan ini menghibur dan menguatkan kita, dalam perjalanan yang panjang bersama dengan Tuhan. Kita yakin bahwa kita akan baik-baik saja. Tuhan memberkati. Amin.