Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Ada satu pertanyaan yang sering kali ditujukan kepada saya, yaitu: Apakah ada keselamatan di luar Kristus? Ini merupakan pertanyaan yang sangat rumit karena ada banyak aspek yang terkandung di dalamnya. Ada aspek teologis, dimana masing-masing agama memiliki keyakinannya masing-masing. Ada aspek filosofis, dimana kita harus memikirkan di antara semua alternatif yang ada, manakah yang paling rasional dan paling konsisten dengan logika maupun dengan realitas. Ada juga aspek psikologis di sana, ketika kita mengatakan keselamatan hanya ada di satu agama maka itu bisa menyakiti perasaan dari penganut agama yang lain. Untuk menjawab pertanyaan ini dengan tuntas membutuhkan banyak waktu dan penyelidikan yang mendalam. Hari ini kita akan membahas pertanyaan ini bukan secara apologetis, namun secara doktrinal, yaitu apa yang diyakini orang Kristen tanpa mengaitkannya dengan keyakinan agama- agama lain.

Berdasarkan apa yang diajarkan Alkitab, maka Alkitab dengan jelas memberitahukan kepada kita bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Yohanes 14:6 mengatakan “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kemudian juga dalam Kisah Para Rasul 4:12 juga dikatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ajaran Alkitab begitu jelas menyatakan hal itu walaupun sekarang ada beberapa hamba Tuhan atau teolog kristen yang mencoba memercayai ada keselamatan di luar Kristus. Ada dua poin mengapa keselamatan hanya ada di dalam Kristus.

Pertama, karena perbuatan baik manusia tidak akan dapat mencapai standar Allah. Perbuatan baik manusia tidak mungkin menyenangkan Allah. Dalam Roma 1:18-3:20, Paulus menunjukkan bahwa semua orang, baik orang Yahudi maupun Yunani, artinya baik mereka yang memiliki wahyu umum maupun mereka yang memiliki wahyu khusus, semua adalah berdosa dan berada di bawah penghukuman Allah. Natur kita yang berdosa membuat kita melakukan perbuatan dosa. Dosa-dosa aktual (actual sins) yang kita lakukan disebabkan oleh warisan dosa Adam (original sins). Itulah yang terjadi pada manusia sehingga tidak peduli berapa banyak perbuatan baik yang kita lakukan, tetap saja kita tidak bisa mencapai standar yang Allah inginkan.

Tidak heran dalam Yesaya 64:6 dikatakan: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; … ” Kalau kesalehan kita saja seperti kain kotor di hadapan Allah, lalu bagaimana dengan kejahatan-kejahatan kita? Siapakah yang dapat meyakini perbuatan baiknya melampaui kejahatannya? Atau adakah yang berani mengklaim bahwa dia adalah seorang yang sangat baik, yang bisa mencapai standar Allah? Karena dosa begitu nyata di dalam kehidupan kita, termasuk ketika kita tahu apa yang baik seharusnya kita lakukan, tetapi tidak kita lakukan maka itu termasuk dosa (band. Yak. 4:17).

Mungkin saudara tidak pernah membunuh, memfitnah, atau melakukan suatu yang jahat, tetapi jika saudara tidak melakukan yang seharusnya dilakukan atau bersikap pasif, itu juga sudah dianggap dosa menurut Alkitab. Jadi, jika kita mempertimbangkan hal ini, maka tidak ada satu orang pun yang berani mengatakan, bahwa dia bisa diselamatkan melalui perbuatan baik. Matius 5:48 berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Jadi kita harus baik sama seperti Allah yang baik, dan sempurna sama seperti Allah yang sempurna. Jika kita tidak bisa mencapai ini, maka kita tidak mencapai standar yang Allah inginkan dan kita tidak bisa diselamatkan berdasarkan perbuatan baik kita.

Kedua, karena salib Kristus memuaskan seluruh sifat Allah. Ada orang yang pernah bertanya, apakah kita bisa diselamatkan tanpa salib Kristus? Apakah Allah bisa menyelamatkan kita tanpa salib Kristus? Bukankah Dia Allah yang baik? Bukankah Dia Allah yang Mahakuasa? Tidak bisakah Dia langsung mengampuni orang berdosa tanpa Kristus harus mati? Jawabannya adalah tidak bisa! Sebab jika Dia menyelamatkan tanpa salib, maka keadilan-Nya tidak dipuaskan. Orang-orang berdosa harus dihukum. Kesucian-Nya juga tidak dipuaskan, karena orang-orang yang berdosa harus disucikan terlebih dahulu.

Hanya salib Kristus yang bisa memuaskan seluruh sifat Allah. Kasih Allah terpuaskan, karena di dalam salib itu Allah menunjukkan kasihnya yang terbesar, yaitu merelakan Anak-Nya sendiri untuk mati menebus dosa kita. Kuasa Allah juga dipuaskan justru ketika kuasa Allah yang menyelamatkan itu dinyatakan melalui salib Kristus. Kesucian-Nya dipuaskan karena orang-orang yang berdosa dikuduskan di dalam darah Kristus. Keadilan-Nya juga dipuaskan karena hukuman sudah diberikan, tetapi ditanggung oleh Yesus Kristus sebagai jaminan kita dan sebagai pengganti kita.

Salib Kristus memuaskan seluruh sifat Allah: kasih-Nya, kuasa-Nya, keadilan-Nya, kesucian-Nya. Itulah sebabnya keselamatan hanya ada di dalam Kristus. Tuhan memberkati kita.