Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Hari ini kita akan membicarakan tentang dasar gereja. Pertanyaan yang akan kita bahas adalah: Apakah yang menjadi dasar gereja? Untuk pertanyaan ini, Alkitab memberikan jawaban yang begitu eksplisit dan jelas. Di dalam Efesus 2:20 dikatakan di sana bahwa gereja/jemaat: “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Tetapi kita perlu memperhatikan dan berhati-hati di sini, bahwa yang dimaksud ayat tersebut bukanlah individu, melainkan ajaran. Ajaran para nabi dan ajaran para rasul.

Dasar gereja bukan orang, tetapi ajaran. Mengapa hal ini perlu kita tekankan? Karena ada aliran tertentu di dalam kekristenan yang menjadikan orang sebagai dasar gereja. Sebagai contoh ada aliran tertentu yang mengatakan bahwa Simon Petrus itu adalah dasar gereja. Hal ini didasarkan pada pemahaman yang kurang begitu tepat terhadap Matius 16. Pada waktu itu Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Siapakah Aku ini menurut banyak orang?” Lalu mereka mengatakan hal yang berbeda-beda. Tetapi kemudian Yesus bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Simon Petrus menjawab, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Lalu Yesus mengatakan begini kepada Simon Petrus: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16:17-19). Berdasarkan respon Yesus terhadap jawaban Petrus itulah ada aliran tertentu yang mengatakan bahwa dasar gereja adalah Simon Petrus. Hal ini bukan hanya melibatkan ajarannya tetapi juga Simon Petrus sebagai individu.

Tapi konsep ini pasti keliru. Mengapa? Karena apa yang dikatakan Yesus kepada Simon Petrus di dalam bagian ini juga dicatat oleh Injil yang sama di pasal 18, dan perkataan yang sama itu ditujukan bukan hanya kepada Petrus tetapi kepada semua rasul. Mari kita membaca Matius 18:18 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Ini adalah salah satu bagian yang sama persis diucapkan oleh Tuhan Yesus kepada Simon Petrus di pasal 16. Jadi lebih bijaksana dan tepat jika kita menafsirkan Matius 16:18 bahwa Petrus berfungsi sebagai perwakilan/representasi dari semua rasul. Otoritas untuk mengikat dan melepaskan (Mat. 16:19) juga diberikan kepada rasul-rasul lain, seperti tercatat dalam Matius 18:18.

Ada kekeliruan yang lain lagi, yaitu penafsiran bahwa: karena Simon Petrus dipercayai melayani di kota Roma, maka semua pemimpin Kristen yang melayani di kota Roma itu merupakan dasar gereja, karena mereka meneruskan Simon Petrus. Penafsiran semacam ini berlebihan karena dasar gereja sekali lagi bukan orang, melainkan ajaran. Hal ini juga menegaskan bahwa dasar gereja bukanlah soal di mana tempat pelayanan Rasul Petrus. Jelas tidak ada dasar Alkitab sama sekali untuk pemahaman yang semacam itu. Kalau kita kembali pada pertanyaan kita: Apa yang menjadi dasar gereja? Maka jawabannya adalah Dasar gereja bukan orang tetapi ajaran. Kalaupun kita mengatakan dasar gereja adalah orang, pasti itu adalah Yesus Kristus sendiri sebagai batu penjuru kita, sebagai fondasi yang teguh bagi gereja. Tidak ada satu orang pun di luar Yesus Kristus yang berhak untuk menjadi dasar gereja, termasuk para rasul dan para nabi. Ajaran merekalah yang justru menjadi dasar gereja. Ajaran-ajaran mereka sudah dituliskan di dalam Alkitab. Itulah yang menjadi dasar gereja yang teguh.

Gereja berbeda dengan sekte. Para pengikut sekte/ajaran sesat/bidat meletakkan dasar kebenaran pada pemimpin mereka. Mereka meyakini bahwa pemimpinnya tidak mungkin keliru. Mereka tidak pernah mempertanyakan otoritas pemimpin mereka. Apa yang dikatakan pemimpin ditelan mentah-mentah dan dipercayai sebagai kebenaran. Tetapi bukan begitu dengan gereja yang benar. Gereja yang benar berdiri di atas dasar Alkitab, sebagai kumpulan tulisan dari pengajaran-pengajaran para nabi dan para rasul. Gereja yang kokoh harus berdiri di atas pemberitaan firman Tuhan. Itulah sebabnya mimbar diletakkan pada posisi yang penting di dalam semua gereja. Itu sebabnya semua ibadah berpusat pada satu elemen yaitu pemberitaan firman. Karena kita tahu fondasi gereja yang benar adalah ajaran, bukan orang. Siapa saja yang menerangkan Alkitab dengan benar -menafsirkannya secara bertanggung jawab dan mengajarkannya dengan setia- maka gereja yang dilayani-Nya pasti akan menjadi gereja yang kokoh, karena gereja itu didasarkan pada ajaran para nabi dan para rasul.

Mari kita bersyukur untuk banyak gereja yang masih berdiri di atas kebenaran firman Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita dan semakin mengokohkan gereja-Nya melalui kebenaran firman Tuhan. Tuhan memberkati kita. Amin.