Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kita hidup di dalam sebuah zaman dimana dosa-dosa seksual menjadi begitu lazim di antara kita. Dahulu orang harus bersusah payah mendapatkan akses pada beberapa dosa seksual misalnya pornografi, tapi sekarang justru banyak orang diakses oleh pornografi. Dosa seksual terjadi di mana-mana: di reklame, di film, di televisi. Hal ini nampaknya sudah menjadi hal yang lazim sehingga kita perlu mendengarkan perintah dari Tuhan di dalam Sepuluh Perintah, yaitu perintah ketujuh yang berbunyi: “Jangan berzinah!” Sebuah perintah yang sangat sederhana. Tetapi apa arti dari perintah ini?

Makna dari perintah ini sebetulnya adalah supaya kita memelihara kehormatan dan kesucian tubuh kita dan orang lain. Dalam 1Tesalonika 4:4-5, dikatakan demikian “supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.” Jadi di sini ada dua kata yang penting, yaitu kata “pengudusan” dan “penghormatan”. Kita dilarang untuk berzinah karena Tuhan ingin supaya kita menghormati dan menghargai tubuh kita ini karena tubuh kita sudah disucikan oleh Tuhan. Pertanyaannya: Mengapa kita perlu menghormati dan menguduskan tubuh kita? Karena Allah telah melakukan hal itu terlebih dahulu kepada kita. Allah menghargai tubuh kita dengan menebus serta menguduskan tubuh kita.

Di dalam 1Korintus 6:13, 15, 20 dikatakan, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan; tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melaikan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh . . . Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! . . . . Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Di dalam bagian ini Paulus sedang menegur beberapa jemaat Korintus yang melakukan percabulan dengan pelacur. Paulus mengingatkan bahwa tubuh untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh. Tubuh untuk Tuhan adalah hal yang biasa, tetapi Tuhan untuk tubuh itu luar biasa. Artinya, Tuhan mati untuk menebus dan membayar lunas tubuh kita. Karena itu, dari sini kita bisa melihat bahwa Allah menghargai dan menguduskan tubuh kita. Oleh karena Allah menghargai dan menguduskan tubuh kita maka kita harus melakukan hal yang sama kepada tubuh kita, yaitu hidup di dalam pengudusan dan penghormatan.

Sesuai dengan nasihat Tuhan Yesus di dalam Matius 5:27-30, kita perlu memperhatikan tiga area di mana dimana perzinahan seringkali terjadi. Pertama adalah masalah mata. Ayat 28 mengatakan, “Setiap orang yang memandang perempuan” artinya kita perlu berhati dengan mata kita atau dengan apa yang kita lihat, sebab dari sana bisa timbul dosa. Kedua adalah masalah hati. Di ayat 28 tidak hanya berbicara tentang apa yang kita lihat, tetapi juga apa yang kita inginkan di dalam hati kita.

Ketiga adalah masalah tangan. Di ayat-ayat selanjutnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa daripada kita memiliki mata yang lengkap tetapi masuk neraka, lebih baik kita punya mata satu tetapi masuk sorga. Kemudian Tuhan Yesus juga menambahkan bahwa lebih baik kita punya tangan cuma satu atau tidak punya tangan, tetapi masuk surga, daripada kita bertangan lengkap tetapi masuk neraka. Pernyataan ini jelas adalah figuratif. Tetapi Tuhan Yesus ingin menekankan di sana bahwa mata berbicara tentang apa yang kita lihat, tangan berbicara tentang apa yang kita lakukan dan hati adalah apa yang kita inginkan. Perzinahan terjadi di dalam tiga area ini.

Kita memandang banyak orang, lawan jenis atau gambar yang mungkin tanpa sengaja ada di depan kita. Tetapi itu tidak menjadi dosa karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa yang menjadi dosa adalah barangsiapa memandang perempuan dengan keinginan atau hawa nafsu. Jadi apa yang kita lihat memang tidak pada dirinya sendiri merupakan dosa tetapi kita harus berhati-hati dengan apa yang kita lihat. Apalagi kalau kita memang ingin untuk melihat itu maka biasanya apa yang ingin kita lihat adalah apa yang sudah kita ingini lebih dahulu di dalam hati kita. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus maka pada akhirnya kita akan melakukannya. Inilah yang disebut perzinahan.

Mari kita menghargai tubuh kita karena Allah pun menghargai tubuh kita. Dia telah menebus dan menguduskan tubuh kita. Dia untuk tubuh kita dan tubuh kita untuk Dia. Kiranya Tuhan memberkati kita!