Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko

Alkitab memberikan landasan yang kuat untuk mempercayai bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Dalam edisi kali ini kita akan melihat bukti-bukti Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang sejati. Ada banyak bukti, namun kita akan membahas beberapa saja untuk hari ini.

Bukti pertama, pernyataan Alkitab yang eksplisit bahwa Yesus adalah Allah. Ada beberapa teks yang perlu kita simak secara khusus. Di dalam Yohanes 1:1 dikatakan bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Kemudian dalam Yohanes 20:28 ketika Tomas melihat Yesus yang bangkit dan mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus kepadanya maka Tomas menjawab Dia dengan sebuah pengakuan: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Lalu di dalam Yohanes 1:18 dikatakan: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Terjemahan Bahasa Indonesia dan beberapa versi bahasa Inggris yang lain menerjemahkannya “Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa”. Tetapi kalau kita melihat pada versi-versi bahasa Inggris yang terbaru, pada umumnya tidak menggunakan terjemahan “Anak Tunggal Bapa”, tetapi “Allah yang tunggal”.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan salinan. Manuskrip-manuskrip yang lebih tua dan bisa dipercaya menggunakan “Allah yang tunggal” (monogenes theos), tetapi beberapa manuskrip lainnya menggunakan “Anak yang tunggal” (monogenes huios). Setelah mengamati semua perdebatan tentang mana yang lebih bisa dipercayai, maka sebagian besar teolog memilih “Allah yang tunggal”, bukan “Anak yang tunggal”. Mungkin penafsir-penafsir yang lain bingung dengan “Allah yang tunggal’, yang bisa ada di pangkuan Bapa, maka para penyalin Alkitab itu lalu mengubahnya menjadi “Anak yang tunggal”. Jadi yang lebih asli sebetulnya adalah “Allah yang tunggal”.

Ketiga teks di atas cukup untuk meyakinkan kita bahwa memang ada pernyataan eksplisit bahwa Yesus adalah Allah. Mungkin bentuk eksplisit di sini berbeda dengan yang dituntut oleh beberapa orang. Misalnya penganut Saksi Yehuwa atau Unitarian, atau orang di luar kekristenan. Mereka biasanya meminta kepada kita pernyataan eksplisit bahwa Yesus adalah Allah yang muncul dari mulut Yesus Kristus sendiri. Kita akan membahas hal itu di sesi-sesi berikutnya. Kali ini kita fokus pada pernyataan Alkitab, yang walaupun tidak keluar dari mulut Yesus Kristus sendiri, tetapi pernyataan itu cukup eksplisit memberitahu kita bahwa Yesus adalah Allah.

Bukti kedua, penggunaan sebutan “Tuhan” atau “Kurios” untuk Kristus. Beberapa orang menganggap bahwa sebutan “kurios” yang disematkan kepada Kristus adalah sebutan yang biasa saja. Bagi mereka, sebutan “kurios” adalah sebutan umum yang tidak membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Mereka mengganggap bahwa kata “kurios” itu bisa digunakan dalam berbagai macam konteks. Kata ini bisa hanya berupa sapaan untuk menghargai orang lain, karena kata “kurios” itu memang bisa berarti “Tuhan” atau juga bisa berarti “tuan”. Mereka yang tidak mempercayai ke-allah-an Yesus Kristus, umumnya memahami sebutan “Tuhan” di sana hanya di dalam konteks penghormatan yang biasa. Tetapi saya yakin pandangan semacam itu tidak cocok dengan banyak ayat yang menyebut Yesus sebagai “Tuhan” di dalam arti yang sangat spesifik sekali.

Misalnya, di dalam Lukas 2:11 pada saat para malaikat memberitahu para gembala tentang kelahiran Yesus Kristus, malaikat itu berkata: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Bukan cuma Kristus atau Mesias, tetapi Mesias itu disebut “Tuhan”. Kalau ini hanya semacam sebutan penghormatan kepada Yesus Kristus, bagaimana kita bisa memahaminya,? Karena Dia baru saja lahir, orang menghormati Dia sebagai apa? Dia hanya seorang bayi yang kecil saja. Kecuali kalau kita memahami penghormatan-Nya secara berbeda, yaitu bahwa yang lahir adalah Tuhan dalam arti Allah yang sejati.

Kemudian di dalam Roma 1:4 dikatakan: “Yesus Kristus itu sebagai Anak Allah yang berkuasa“, lalu ada tambahannya: “Tuhan kita”. Anak Allah yang berkuasa, Tuhan kita. Berarti jelas, dari sini pengertian “Tuhan” di sana bukan sekadar sapaan gelar penghormatan, tetapi dikaitkan dengan ke-allah-an Tuhan. Roma 10:9-10 menyatakan: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Menariknya di ayat-ayat berikutnya dikatakan ada kutipan dari PL “Barangsiapa berseru kepada Tuhan, maka dia akan diselamatkan” (ay. 13). Kata “Tuhan” di ayat ini merujuk kepada TUHAN YHWH yang ada di Perjanjian Lama. Intinya adalah pada saat Alkitab menyematkan “Tuhan” kepada Yesus, maka hal ini harus dilihat dalam konteks orang-orang Yahudi, di mana mereka mengganggap Tuhan dalam arti yang luar biasa itu, hanya layak diberikan kepada YHWH, dan sebutan yang sama diberikan kepada Kristus. Itu menunjukkan bahwa Dia sungguh-sungguh Allah. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.