Oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko.
Hari ini kita akan belajar tiga alasan terakhir mengapa gereja perlu mengadakan katekisasi. Pertama, karena berkaitan dengan penciptaan para pemimpin di masa mendatang. Dalam Titus 1:9 Paulus mengatakan demikian: “dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.” Di sini Paulus menasihati Titus, bahwa seorang pemimpin gereja seharusnya menguasai ajaran-ajaran yang sehat, mampu untuk mengajarkannya dan mampu untuk menjawab orang-orang yang menentang ajaran-ajaran itu.
Pengetahuan tentang doktrin yang benar adalah mutlak diperlukan oleh para pemimpin di dalam katekisasi yang kebanyakan diisi oleh anak-anak muda kita. Dalam katekisasi, sebetulnya kita sedang menginvestasi sesuatu yang penting untuk kepemimpinan gereja di masa yang akan datang. Kita sedang membekali mereka dengan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang kekristenan, sehingga kelak ketika mereka menjadi dewasa mereka sudah siap menjadi para pemimpin Kristen
Kedua, karena sebagian besar orang berteologi tidak secara konsisten, tidak secara jelas, dan tidak secara utuh. Dengan kata lain, kerangka teologi mereka belum terbentuk dengan baik. Atau dengan kata lain pula, mereka sebetulnya berteologi secara sporadis dan fragmented. Mereka tidak bisa melihat bangunan teologi Kristen yang utuh dan jelas. Sebagai contoh: orang-orang Saduki. Mereka memegang doktrin-doktrin tertentu, namun menolak doktrin lain yang juga penting, misalnya tentang kebangkitan orang-orang mati. Tuhan Yesus menegur mereka di Matius 22:29 “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” Jadi mereka hanya mempercayai sebagian dari doktrin-doktrin tersebut, tidak dengan kerangka yang utuh.
Demikian pula dengan orang-orang Farisi yang ditegur oleh Tuhan Yesus di Matius 15. Tuhan Yesus menegur orang-orang Farisi itu yang hanya memperhatikan tradisi, tetapi tidak memperhatikan Kitab Suci. Di dalam katekisasi kita akan diajar bagaimana kita memiliki sebuah bangunan teologi yang jelas, utuh, dan kokoh. Jadi kita akan berpikir logis secara sistemik, artinya kita bukan hanya belajar berbagai macam pengetahuan, tetapi juga bagaimana semua pengetahuan itu bisa disintesis dan disatukan satu dengan yang lain. Ini merupakan cara berteologi yang sehat, yang dimulai dan diajarkan dalam proses katekisasi.
Ketiga, supaya jemaat bisa mengenal, mengapresiasi dan memegang kekayaan tradisi kekristenan. Sebagaimana kita ketahui, kekristenan muncul sebagai sebuah pergumulan teologis yang begitu panjang. Setiap gereja berasal dari sebuah perjalanan yang cukup panjang. Di dalam katekisasi para katekumen akan diajar apa keunikan gereja mereka masing-masing. Mereka akan diajak melihat bagaimana Allah telah setia dari awal kemunculan aliran atau gereja atau denominasi mereka. Dengan melihat sejarah, kita akan mampu melihat kesetiaan, kekuasaan, dan kedaulatan Tuhan yang ajaib atas semua gereja-Nya.
Memahami warisan teologi dan eklesiatikal (gerejawi) merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan bergereja. Dalam Kolose 2:7 Rasul Paulus menasihati Jemaat Kolose supaya mereka bertambah teguh di dalam iman yang telah diajarkan kepada mereka. Iman yang dimaksud disini dalam arti ajaran Kristiani yang benar atau iman secara kristiani. Jadi Rasul Paulus menekankan bahwa ajaran yang mereka terima bukan ajaran yang baru, tapi ajaran yang sudah diteruskan dari satu generasi ke generasi yang lain; dari Yesus kepada para rasul; dari para rasul kepada mereka.
Rasul Paulus pernah menegur beberapa perempuan yang berpenampilan sama/mirip dengan para laki-laki (1Kor 11). Menariknya di ayat ke-16 Rasul Paulus mengingatkan, bahwa apa yang diajarkannya adalah juga diajarkan dan dipraktikkan di semua gereja. Paulus ingin gereja-gereja memahami bahwa mereka berasal dari ajaran yang sama dan dari tradisi para rasul yang sama. Dari tradisi itu kemudian barulah kita telusuri sampai keberadaan gereja kita masing-masing. Inilah salah satu materi yang diajarkan di dalam katekisasi. Kita perlu mengenal gereja lokal kita, alirannya apa, teologinya apa, dari mana gereja kita berasal, dan bagaimana kaitannya dengan tradisi para rasul. Hal-hal inilah yang perlu untuk kita ketahui dan kita apresiasi.
Related posts