Oleh: Pdt. Char Ley Bun

Shalom salam sejahtera, selamat tahun baru saya ucapkan kepada rekan-rekan terkasih keluarga besar GKKA INDONESIA di manapun kita berada saat ini. Doa kami kiranya anugerah Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa menyertai, sehingga kita semua berada dalam kasih dan pemeliharaanNya. Walau pandemic belum berlalu, bahkan penyebaran nya semakin meluas bahkan semakin mendekat, saya percaya iman kita tidak akan pernah luntur dan semangat perjuangan kita bersama tidak pernah mundur, karena Allah Imanuel senantiasa berada di sisi kita, karena saudara seiman dalam keluarga besar GKKA INDONESIA senantiasa mendukung satu sama lain lewat doa dan perhatian-perhatian moril maupun material.

Pagi ini saya mengajak kita untuk merenungkan tentang urgensi dan ajakan dari Sinode untuk semakin giat berdoa. Di sepanjang pandemic yang kita alami saat ini, satu bentuk pelayanan yang paling efektif dan bermanfaat adalah pelayanan doa. Pelayanan diakonia, pelayanan perkunjungan, pelayanan sosial, pelayanan misi pelayanan penggembalaan boleh dikurangi kadarnya, namun pelayanan doa itu harus ditambah secara kuantitas maupun secara kualitas.

Saudara terkasih, Bagaimana sikap dan cara doa dan puasa yang disampaikan oleh Alkitab? Kita bersama melihat kepada Kitab 1 Yohanes 5:14 dan Injil Matius 6:16-18 yang berbunyi demikian:

1Yohanes 5:14 “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”

Matius 6:16-18 “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Di sepanjang tahun 2020 yang sudah berlalu, saya merefleksi bahwa bentuk atau intensitas pelayanan yang paling tinggi yang paling dapat dilakukan adalah doa. Kita melakukan banyak pelayanan-pelayanan lain, namun terbatas oleh karena menaati protocol di masa covid. Pelayanan lain boleh dibatasi, namun doa tidak dapat dibatasi bahkan kuasanya tidak terbatas.

Mengapa kita berdoa? Karena kita mau mengandalkan kuasa ALLAH pencipta alam semesta untuk bertindak memberikan pertolongan atas segala peristiwa yang terjadi yang berada di luar dari kendali kita. Kita berdoa karena kita mau mengutamakan kehendak TUHAN. Kita berdoa karena kita rindu untuk berelasi dan membangun iman kita kepada TUHAN. Kita berdoa karena kita membutuhkan damai dan jamahan tangan TUHAN. Kitab 1 Samuel 12:24 berkata di saat kita berdoa, kita meminta tangan TUHAN melakukan intervensi ke dalam kehidupan kita. Kita melibatkan kuasa yang lebih besar untuk menangani persoalan hidup yang kita hadapi. Suatu pagi saya bangun dan melihat pesan whats upp yang berbunyi: “Pak, tolong doakan. Sudah tidak ada.” Ooh saya teringat akan seorang Bapak yang sedang kita doakan semalam yang berjuang dengan Oksigen di ruangan ICU rumah sakit, dikabarkan dia sudah tidak ada lagi. Keluarga berduka minta intervensi TUHAN memberikan kekuatan dan penghiburan.

Seorang penulis yang mengartikan doa itu adalah “leher” yang menghubungkan “kepala” yang adalah Kristus dan “tubuhNya” yang adalah anak-anak TUHAN dalam bentuk interaktif yang mesra dimana Kristus memberi perhatian dan jawaban-jawaban kepada anak-anakNya yang datang meminta, mencari & mengetok (Matius 7:7-8). Dan Dia kepala kita sangat mengasihi tubuhNya.

Hal yang kedua adalah Puasa. Menurut defenisi dari Ensiklopedia, puasa adalah : Tindakan menjauhkan diri dari makanan, baik secara keseluruhan atau sebagian, untuk suatu masa tertentu. Berpuasa adalah dengan sukarela yang tidak mau ditonjolkan dan dengan sengaja tidak makan dan minum dengan tujuan agar supaya dapat memusatkan pikiran terhadap doa.

Hakim-hakim 20:26 mencatat puasa dilakukan tanpa makanan selama masa tertentu dan hanya memasukkan cairan. Ester 4:16 mencatat bentuk puasa yang lain, yaitu puasa tanpa makan dan tanpa minum. Ada yang menggunakan istilah puasa parsial, yang menghilangkan jam makan dalam sehari, atau menghilangkan makanan tertentu untuk suatu masa tertentu. Ada pula yang menggunakan puasa bergilir, yaitu menghindari makanan tertentu secara berkala. Hal-hal ini dilakukan untuk merendahkan diri kita di hadapan TUHAN, mencari wajah TUHAN, dan untuk bersiap dalam peperangan rohani. Agar kita dapat mengalami kemenangan atas pencobaan.

Saudara-saudara terkasih, marilah kita mengambil bagian dalam doa dan puasa hari ini sesuai dengan kemampuan kita masing-masing di tempat kita masing-masing. Kita lakukan dengan rela hati dan penuh penyerahan kepada TUHAN. Kita berjuang untuk bangsa kita melawan covid 19 lewat doa. Kita saling mendukung, saling mendoakan. Karena kita percaya pertolongan kita adalah dari tangan Allah yang tidak kelihatan, namun memiliki kuasa yang sangat besar. TUHAN YESUS memberkati.

(Disampaikan 09 Des 2021 pagi, dalam rangkaian Doa Puasa Sinode GKKA INDONESIA)